Tiga Profesor baru Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang baru saja dikukuhkan memaparkan orasi ilmiahnya, Rabu (3/8) bertempat di gedung Auditorium Prof Wuryanto Kampus Sekeran.
Prof Dr Nana Kariada Tri Martuti MSi memaparkan orasi ilmiah dengan judul “Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan”.
Dalam paparannya, Prof Nana mengatakan Indonesia menjadi negara dengan tutupan mangrove terluas di dunia, dengan total 202 jenis tumbuhan mangrove.
“Dibalik manfaat luar biasa yang diberikan ekosistem mangrove, ancaman terhadap kelestarian mangrove yang kian nyata sebagai akibat degradasi kualitas lingkungan baik karena faktor lingkungan maupun antropogenik,” kata Prof Nana.
Untuk menjawab permasalahan itu, Prof Nana mengembangkan program konservasi kawasan pesisir melalui pengelolaan berkelanjutan.
“Melalui model kerjasama hexahelix yang mengintegrasikan program kerja enam sektor pemangku kepentingan, yaitu masyarakat, pemerintah, akademisi, perusahaan, LSM dan media dalam agenda pembangunan kesejahteraan masyarakat pesisir untuk tercapainya pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia Emas,” tutur Prof Nana.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Dr Nur Qudus MT IPM memaparkan orasi ilmiah berjudul “Konservasi Sumberdaya Air dengan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan”.
Menurut Prof Nur Qudus salah satu isu penting pada abad ke-21 adalah tingginya tingkat kerusakan sumberdaya alam, eksploitasi alam yang berlebihan, perubahan tata guna lahan, kerusakan hutan, dan pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi siklus hidrologi salah satunya banjir dan kekeringan.
“Kondisi ini memunculkan rasa kekhawatiran bagi kita semua bagaimana keadaan bumi ini pada masa yang akan datang,” jelas Prof Nur Qudus.
Menanggapi hal itu, Prof Nur Qudus mengatakan konsep sumberdaya air berwawasan lingkungan sangat penting dilakukan sebagai upaya melestarikan kualitas lingkungan untuk tujuan berkelanjutan demi menjaga kelangsungan hidup masa yang akan datang.
“Manajemen dan pengelolaan sumberdaya air dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup saat ini dengan tidak mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan sumberdaya air generasi yang akan datang,” ucap Prof Nur Qudus.
Prof Dr Hadromi SPd MT dengan orasi ilmiah berjudul “Model Transformatif TPACK-COPR dalam pembelajaran pada Guru Vokasi”. Sosok guru besar yang dimiliki Fakultas Teknik UNNES ini ahli pendidikan vokasi yang inovatif dalam bidang pendidikan vokasi.
Prof Hadromi memaparkan era pembelajaran abad 21 merupakan era digital mendorong munculnya Teknologi Informasi dan Komunikasi baru sebagai kompetensi profesional di bidang pendidikan termasuk di Sekolah vokasi.
“Kompetensi guru dalam menerapkan teknologi menjadi prasyarat penting untuk keterampilan abad 21 yang efektif. Kompetensi yang harus dimiliki guru yakni Technological, Pedagogical, dan Content Knowledge (TPACK) yang dapat memberikan peran penting dalam menjelaskan konsep dan fenomena terutama pembelajaran produktif sehingga lulusan dapat bersaing di era global,” kata Prof Hadromi.
Namun, pengembangan TPACK saja tidaklah cukup, Prof Hadromi menemukan solusinya yakni dengan menerapkan model transformatif TPACK Comprehension, Observation, Practice and Reflection atau TPACK-COPR.
Melalui TPACK-COPR secara langsung dapat mempengaruhi perilaku mengajar guru dan hasil belajar siswa. Melalui platform ini Prof Hadromi secara konkret berupaya mewujudkan modernisasi pendidikan vokasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang inovatif dan relevan.