Upaya mengoptimalkan proses akuisisi arsip statis di Perguruan Tinggi memang bukan perkara mudah. Strategi perubahan sebagai alternatif menjawab permasalahan seputar akusisi arsip statis akan menjadi sekedar tataran normatif belaka bila tidak didukung semua pihak, baik dari internal Perguruan Tinggi maupun eksternalnya.
Arsiparis Madya Direktorat Kearsipan Pusat, Dra Dwi Mudalsih MHum mengatakan hal itu ketika menjadi narasumber Workshop Kearsipan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa (22/9) di Gedung H Kampus sekaran Gunungpati.
Namun demikian, menurut Dwi Mudalsih, semangat optimisme penyelamatan arsip statis perguruan tinggi harus selalu ditanamkan di lingkungan Unnes, karena arsip adalah urat nadi organisasi, “ tanpa arsip, organisasi lumpuh,” paparnya dihadapan 100 peserta yang terdiri dari tenaga administrasi di lingkungan Unnes.
Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian Drs Anwar Haryono MPd saat membuka acara mengatakan, pengelolaan arsip di perguruan tinggi sangat penting mengingat setiap hari instansi ini menghasilkan dan menyimpan arsip.
“Di perguruan tinggi itu kan arsipnya luar biasa, mulai dari mahasiswa masuk sampai mereka ke luar harus punya record. Terutama dosen dan karyawan. Karena itu kegiatan pengelolaan arsip bisa menjadi sentral di sebuah perguruan tinggi,” katanya.
Adapun tujuan kegiatan ini, menurut Ketua Panitia, Widi Widayat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para petugas kearsipan mengenai pengelolaan arsip terjaga dan arsip statis. Selain itu agar dapat memahami dan melaksanakan pengaturan dan penyimpanan arsip sehingga mempermudah penemuan arsip kembali serta mengetahui implementasi kebijakan atau regulasi bidang kearsipan.
Pembicara lain pada acara ini adalah Dra Eny Kusumindarti W dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.