Tak malu korupsi? Tak malu berperilaku buruk? Tak malu mencederai bangsa sendiri? Atau mungkin malu tak lagi menjadi tren? Itulah pandangan penulis buku “Lupa Endonesa” Sujiwo Tejo tentang kondisi kekinian bangsa ini, dalam bedah bukunya di Gedung C7 Lt 3 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang (FIS Unnes) kampus Sekaran, Rabu (14/11). Acara tidak hanya gayeng, tapi juga menyuguhkan kritik yang mendalam.
Di awal bedah buku yang begitu terasa sebagai diskusi ini, Mbah Tejo (sapaan akrabnya) membuka dengan lagu “Pada Suatu Ketika”. Ketika dibuka sesi pertanyaan, banyak hadirin yang ingin bertanya. Dari sini lahir diskusi yang cukup dalam.
Mbah Tejo menyampaikan, jangan menganggap dampak dari buku karyanya ini. “Kitab suci saja tidak serta merta memberikan dampak langsung sesuatu berubah menjadi baik. Apalagi hanya buku karya saya ini, yang dipercaya adalah efek yang timbul, biar alam semesta yang akan bekerja,” kata dalang yang nama aslinya Agus Hadi Sudjiwo itu.
Pewayangan
Di buku ini, secara khusus Sujiwo Tejo mengkritisi, atau setidaknya mempertanyakan, berbagai peristiwa tak pantas yang terjadi di zaman Indonesia modern. Dengan mengemasnya dalam kosmologi pewayangan, dia mampu menangkap berbagai peristiwa yang memalukan di sekitar kita, yang anehnya dianggap wajar oleh banyak orang. Lalu ia hembuskan dalam bahasanya yang mengalir, cerdas, dan kocak.
Sedangkan budayawan lain yang menjadi pembedah buku, Prie GS mengungkapkan, dengan bahasa terselubung dan melibatkan Punakawan, Mbah Tejo menyentil banyak pihak dengan cerdas, menohok, nyeleneh, tapi banyak benarnya. “Pemikiran-pemikirannya akan membuat malu banyak pihak, terutama yang lupa bahwa dirinya adalah bangsa Indonesia yang berbudi pekerti luhur,” kata Prie.
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes Prof Marukhi sangat meng apresiasi kegiatan bertema Konservasi Nasionalisme melalui Bulan Sejarah yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sejarah (Hima) FIS Unnes ini.
Prof Masrukhi mengatakan, konservasi memang telah menjadi visi Unnes. “Keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi telah kami deklarasikan, namun untuk konservasi nasionalisme masih ada dalam pikiran,” katanya.
Acara yang berlangsung dua jam lebih itu tidak hanya dihadiri oleh 200 mahasiswa Unnes, tapi mahasiswa dari perguruan tinggi lain di wilayah Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selamat u Hima sejarah yg telah sukses menyelenggarakan acar bedah buku “Lupa Endonesa”. Smg menginspirasi kita semua utk terus berkarya
Ok selamat dan sukses utk jursn sejarah.
wah sukses selalu…
Selamat buat teman-teman panitia 😀 Tetap Semangat buat Bulan Pahlawan 😀
tanggal 28-29 november kami menyelenggarakan kampoeng sejarah dan kompetisi sejarah tingkat SMA/MA se Jawa tengah-DIY,.kami mohon doa restunya,. 🙂
Salam hormat untuk rekan2 semua……..buktikan sejarah “BISA”
salam hangat untuk semua..
sejarah adalah saksi bisu kehidupan kita saat ini. semoga dengan adanya kegiatan2 yg terkait sejarah, mampu merefresh merevitalisasi kembali sejarah yang telah lampau.
Zainul Mufidah Pendidikan Agama Islam FIAI UII
salam sejahtera bagi kita
mari kita tingkatkan pendidikan indonesia
kesenian indonesia semoga tambah maju.. dan tidak di akui oleh orang asing..
Maju Terus Budaya Indonesia
mari kita lestarikan budaya indonesia,, dengan mencintai kebudayaan asli Indonesia..
semoga seni dan budaya indonesia tidak terlupakan seiring berkembangnya zaman . . .
semangat dalam melestarikan budaya kita. salam budaya
Semakin jaya budaya Indonesia
mantab infonya
Makasih infonya,, tentang endonesia
Terima kasih infonya,maju terus indonesia
Memang sekarang pada gag punya malu,
gimana nasib bangsa ini jika korupsi terus bertambah
ayo kita harus brantas korupsi jangan ikut korupsi
budaya malu di indonesia kayaknya emeng udah hilang
harus belajar dari negara jepang bila pejabat negara melakukan kesalahan siap mundur
makasih pak sangat bermanfaat
sukses selalu,……..
sujewo tejo benar”sniman sejati.
kereeen
kita lestarikan budaya
kita yang sering kali mengaku bangsa indoesia tetapi lupa akan budaya endonesa dan itu sangatlah ironis