Pertanyaan-pertanyaan mereka terjawab sudah. Wajah sumringah tampak mengemuka ketika kerumitan alur pendaftaran masuk perguruan tinggi terpecahkan lewat forum itu. Pasalnya, mulai Jumat (25/2), tim roadshow sosialisasi SNMPTN Universitas Negeri Semarang menyambangi sekolah di tiap kota/kabupaten se-Jawa Tengah.
Kali ini, roadshow dimulai dengan kunjungan tim ke SMAN 1 Purwodadi, SMAN 1 Blora, dan SMAN 1 Rembang. Ketiga sekolah tersebut menjadi tuan rumah sosialisasi. Hadir pada kesempatan itu guru-guru bimbingan konseling dari beberapa sekolah di kota/kabupaten masing-masing. Sekira 70 siswa SMAN 1 Purwodadi mengikuti pemaparan tim. Mereka tampak antusias untuk mencuri-tahu ikhwal pendaftaran SNMPTN yang disebut-sebut rumit itu.
Namun hal itu terbantahkan saat Sucipto Hadi Purnomo, pemateri acara itu menjawab satu per satu umpan balik yang disampaikan guru dan siswa. Kebingungan atas alur pendaftaran SNMPTN jalur undangan, jalur tulis, dan kebijakan integrasi beasiswa bidik misi pun terjawab dengan terperinci. Bahkan, mekanisme pemilihan prodi dan validitas data rekomendasi beasiswa bidik misi dibincangkan pula di sana.
Sinta (19) dari SMAN 1 Purwodadi, misalnya, dengan cermat menganalisis kekurangcermatan sekolahnya yang dinilainya keliru mengisi profil akreditasi sekolah.
“Sekolah kami sudah berstatus RSBI meskipun baru dalam kurun dua tahun terakhir. Kabar yang saya peroleh, RSBI berhak mendapatkan porsi rekomendasi maksimal 75% untuk SNMPTN jalur undangan. Mengapa sekolah kami hanya merekomendasi 50% siswa pada borang isian yang diinput sekolah?” ungkap Sinta.
Rupa-rupanya terjadi salah persepsi pada sekolah Sinta, terkait status RSBI yang dimaksud. SMAN 1 Purwodadi belum berani mencantumkan data akreditasi RSBI sebab status itu baru diperoleh dua tahun terakhir.
“Akreditasi RSBI adalah mutlak diberikan berdasarkan pada bukti perwujudan sekolah untuk menciptakan prestasi dan capaian terbaik dalam kurun waktu tertentu. Setelah status itu diperoleh, sekolah mutlak mendapat predikat RSBI secara penuh. Artinya, RSBI tak hanya dimiliki oleh kelas X dan XI, jika berasumsi pada pemerolehan status dua tahun terakhir. Itu keliru. Sebaiknya memang sekolah ini segera memperbaiki data isian,” jawab Sucipto yang juga kepala Humas Unnes.
Sinta, yang berasal dari kelas unggulan pun spontan berucap, “Alhamdulillah…”
Kenapa sekolah lain selalu di anak tirikan dari pada anak RSBI??? kasihan mereka……..
ya maklum mbak,