SM3T Unnes, Merajut Asa di Ujung Negeri

SEKOLAH dasar yang berlokasi di puncak bukit itu harus dicapai melalui perjalanan darat selama 2,5 jam dari Bandar udara AA Bere Tallo, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. SD yang berlokasi di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste itu hanya bisa dicapai menggunakan oto, sebuah kendaraan bak terbuka dengan atap terpal pada bagian belakangnya.

Ya, jalan untuk menuju SD K Tahon, Desa Makir, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, itu tidaklah mudah, terlebih ketika hujan turun. Separuh dari perjalanan darat harus melewati jalan yang berbatu karang dengan kontur jalan berliku dan menanjak. Namun, derasnya hujan dan kondisi lapangan sekolah yang becek tidak menyurutkan ratusan siswa SD tersebut untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diseleggarakan Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) Universitas Negeri Semarang, Jumat 27 Mei 2016. Sebanyak 21 alumnus kampus berjuluk Universitas Konservasi ini ditugaskan sejak Agustus 2015 di Kabupaten Belu.

Tim Monitoring dan Evaluasi SM3T Unnes Angkatan V Kabupaten Belu yang terdiri atas Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Prof Sukestiyarno PhD dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Prof Totok Sumaryanto MPd, disambut hangat dengan tarian kreasi siswa yang membentuk formasi SM3T. Setelah tari usai dibawakan di bawah hujan yang turun, siswa mengalungkan kain selempang khas daerah setempat berjuluk tais dan ikat kepala destar sebagai tanda penghormatan. Alat musik teberai, yang mirip jimbe berukuran kecil, juga diserahkan kepada tim sebagai bentuk cendera mata.

Kepala SD K Tahon, Stanis Loe Mela, mengatakan kehadiran dua peserta SM3T di sekolahnya sangat membantu proses pembelajaran. Mereka adalah Putri Irma Suryani (alumnus Pendidikan Biologi) dan Maria Eka Wijayanti (alumnus Pendidikan Bahasa Inggris). Kehadiran mereka tidak hanya mengampu pelajaran dan menjadi guru kelas, namun turut serta membantu berbagai kegiatan dan mengampu ekstrakurikuler di sekolah yang memiliki lima guru PNS dan enam guru honorer itu.

“Ini pengalaman baru kami. Bapak dan ibu guru yang datang juga mengajar pramuka dan les sore. Kami berharap di sekolah mereka terus ada di tahun-tahun depan,” kata Stanis. Ia menjelaskan, meski di tengah keterbatasan, mereka mengajar dengan metode dan cara mengajar yang kreatif. Anak kerap diajak keluar kelas untuk belajar tentang sekitar dan menggunakan alam sebagai media pembelajaran.

Tak hanya media pembelajaran, Stanis juga mengakui jika sekolahnya sangat kekurangan buku ajar. “Kami sangat kekurangan buku. Hanya ada beberapa buku dan itu pun untuk pegangan guru, tidak banyak,” kata pria yang tinggal satu kompleks dengan sekolah itu. Namun demikian, para peserta SM3T kini sudah bisa mengajak anak-anak untuk belajar pada malam hari karena sejak tiga bulan lalu listrik sudah mengalir di desa tersebut. “Waktu bapak ibu guru SM3T ke sini, belum ada listrik.”

Stanis bahkan mengatakan siap menerima berapa pun guru yang bakal ditempatkan di sekolahnya. Sarjana baru yang berasal dari Pulau Jawa, menurut dia, memiliki inovasi dalam hal pembelajaran di kelas. “Kami harap semakin banyak anak kami yang bisa kuliah di Jawa, setelah itu pulang dan membangun daerahnya,” kata dia.

Semangat untuk “menyalakan lilin dalam gelap” juga ada pada setiap peserta SM3T lainnya. Alumnus Pendidikan Geografi, Risma Ananda Putra, yang bertugas di SD Hanowai, Kecamatan Lamaknen, tidak hanya mengajar sesuai bidang ilmunya. “Karena sekolah kekurangan guru, saya juga mengajar IPA, IPS, dan olahraga,” kata pria yang akrab disapa Nanda itu.

Di sekolahnya yang berjarak tempuh 2,5 jam perjalanan dari Kabupaten Belu, hingga kini belum terdapat aliran listrik. Sinyal telepon seluler pun tidak menjangkau daerah itu. Untuk penerangan pada malam hari, selain menggunakan pelita, warga memanfaatkan panel listrik tenaga surya.

Nanda pun tak kurang akal karena keterbatasan media pembelajaran atau ketiadaan LCD seperti kebanyakan dimiliki sekolah di Pulau Jawa. “Waktu mengajar saya mengajak siswa untuk keluar kelas. Misalnya, mengajar IPA dan mengenalkan akar umbi-umbian, maka saya langsung mengajak mereka mencari tanaman itu,” katanya.

Prof Sukestiyarno PhD mengatakan guru yang mengajar di garis depan negeri memberi pelita harapan bagi dunia pendidikan di Tanah Air. Ia menyebut permasalahan di daerah 3T terkait pendidikan sangatlah kompleks, mulai dari ketidaksesuaian lulusan dengan matapelajaran yang diampu, sarana dan prasarana, hingga akses jalan menuju sekolah yang sulit. “Tidak hanya mengajar, para peserta SM3T ikut serta mengurai benang kusut masalah pendidikan itu,” ujarnya. (Dhoni Zustiyantoro, dari Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur)

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy

Who we are

Our website address is: https://unnes.ac.id.

Comments

When visitors leave comments on the site we collect the data shown in the comments form, and also the visitor’s IP address and browser user agent string to help spam detection.

An anonymized string created from your email address (also called a hash) may be provided to the Gravatar service to see if you are using it. The Gravatar service privacy policy is available here: https://automattic.com/privacy/. After approval of your comment, your profile picture is visible to the public in the context of your comment.

Media

If you upload images to the website, you should avoid uploading images with embedded location data (EXIF GPS) included. Visitors to the website can download and extract any location data from images on the website.

Cookies

If you leave a comment on our site you may opt-in to saving your name, email address and website in cookies. These are for your convenience so that you do not have to fill in your details again when you leave another comment. These cookies will last for one year.

If you visit our login page, we will set a temporary cookie to determine if your browser accepts cookies. This cookie contains no personal data and is discarded when you close your browser.

When you log in, we will also set up several cookies to save your login information and your screen display choices. Login cookies last for two days, and screen options cookies last for a year. If you select “Remember Me”, your login will persist for two weeks. If you log out of your account, the login cookies will be removed.

If you edit or publish an article, an additional cookie will be saved in your browser. This cookie includes no personal data and simply indicates the post ID of the article you just edited. It expires after 1 day.

Embedded content from other websites

Articles on this site may include embedded content (e.g. videos, images, articles, etc.). Embedded content from other websites behaves in the exact same way as if the visitor has visited the other website.

These websites may collect data about you, use cookies, embed additional third-party tracking, and monitor your interaction with that embedded content, including tracking your interaction with the embedded content if you have an account and are logged in to that website.

Who we share your data with

If you request a password reset, your IP address will be included in the reset email.

How long we retain your data

If you leave a comment, the comment and its metadata are retained indefinitely. This is so we can recognize and approve any follow-up comments automatically instead of holding them in a moderation queue.

For users that register on our website (if any), we also store the personal information they provide in their user profile. All users can see, edit, or delete their personal information at any time (except they cannot change their username). Website administrators can also see and edit that information.

What rights you have over your data

If you have an account on this site, or have left comments, you can request to receive an exported file of the personal data we hold about you, including any data you have provided to us. You can also request that we erase any personal data we hold about you. This does not include any data we are obliged to keep for administrative, legal, or security purposes.

Where your data is sent

Visitor comments may be checked through an automated spam detection service.