Audisi Sinden Idol 2012 wilayah Wonogiri diselenggarakan, Minggu (18/11) di aula Dinas Pariwisata, pemuda, dan Olahraga Kabupaten itu. Dewan dewan juri mendapat nampak terkesima melihat performa peserta. Datang dari beragam usia dan profesi, mereka menunjukan performa prima.
“Tampak sekali mereka sudah berlatih keras. Mereka memang calon sinden, bukan orang yang baru belajar,” kata Widodo Brotosejati, juri dalam audisi yang juga dosen mata kuliah tembang di Jurusan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes.
Selain Widodo, peserta juga dinilai oleh Joko Wiyoso, SKar MHum, Ketua Jurusan Sendratasik FBS Unnes dan Indrawan Nur Cahyono, karyawan yang juga praktisi tembang.
Audisi wilayah Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten (Subosukowonosraten) diikuti oleh 17 peserta. Mereka datang dari berbagai latar belakang profesi, antara lain pelajar, mahasiswa, guru, hingga penyanyi yang telah memiliki rekam jejak di dunia tarik suara cukup panjang. Dari segi usia pun sangat variatif.
Menurut Widodo, dengan bekal awal yang baik, kesempatan Unnes mendidik dan mengembangkan peserta menjadi sinden yang mumpuni sangat terbuka. Peserta yang lolos audisi akan memperoleh pendidikan dari para waranggana senior.
Otodidak
Pada udisi di wilayah Subosukowonosraten juri meloloskan tiga peserta, yakni Watik, Lina Herawati, dan Silvia. Watik mendapat pujian dari juri lantaran memiliki karakter suara yang unik meski belajar nyinden secara otodidak. Perempuan 30 tahun ini mengaku mempelajari tembang dari VCD yang ia beli di pasaran.
“Saat sekolah di SD saya pernah beberapa kali juara macapat. Saat SMP juga seperti itu. Tapi setelah itu saya tidak pernah latihan. Hanya latihan sendiri dari VCD,” kata perempuan asal Purwantoro, Wonogiri, ini.
Meski memiliki suara yang unik Watik tak pernah membayangkan akan serius menekuni dunia sinden. Kesempatan melaju di Sinden Idol akan dimanfaatkan untuk memperdalam ilmu menjadi waranggana. Bermodal suara yang unik, Watik berharap bisa menekuni dunia sinden lebih serius. “Pengin juga sih berkarir di bidang ini,” katanya.
Tak jauh beda dengan Watik, Lina juga belajar nyinden secara otodidak. Hanya saja, perempuan 20 tahun ini mengaku pernah bergabung dengan group campursari di daerahnya. Lina yang tampil perdana pada audisi siang tadi, sempat mendapat latihan vokal di grupnya.
Dari ketiganya, hanya Silvi yang menekuni dunia sinden melalui jalur akademik. Mahasiswa Insitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini lahir dari kelurga seniman. Ayahnya adalah pranatacara. Silvi sempat membentuk band saat SMA, namun berhenti karena memilih seni tradisi.
“Ayah yang waktu itu mengarahkan supaya saya belajar seni tradisi Jawa. Kata ayah saya band justru merusak karakter suara saya yang sudah terbentuk. Saya manut, sekarang saya belajar seni tradisi serius di ISI,” kata remaja asal Tuban, Jawa Timur, ini.
Bukan Festival
Pembantu Rektor bidang Pengembanan dan Kerja Sama Unnes Prof Fathur Rokhman mengaku gembira peserta audisi Wonogiri antusias. Menurutnya, audisi Sinden Idol yang diselenggarakan Unnes bersama Pemernitah Provinsi Jawa Tengah dan Ikatan Alumni Unnes (Ika Unnes) berambisi melestraikan seni sinden sebagai salah satu seni tradisi asli Jawa.
“Jangan sampai kita menyesal setelah kesenian kita sudah diklaim bangsa lain,” katanya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Sinden Idol Prof Dr Agus Nuryatin menekankan bahwa Sinden Idol adalah ajang pencarian bakat, bukan festival sinden. Oleh karena itu, event ini dapat dikuti oleh siapa pun, dari pesinden mula sampai yang telah berkiprah secara profesional. “Tidak perlu minder,” katanya.
Menurut Dekan FBS Unnes ini, setelah Wonogiri audisi akan diselenggarakan di lima kota lain, antara lain Pati, Kebumen, Tegal, Magelang, dan Semarang.
“Bagi peserta yang lolos audisi akan dikarantina di Semarang dan memperoleh pembekalan. Grand Final akan digelas di Audiotorium Kampus Unnes Sekaran, 2 Desember 2012,” katanya.
Juara I Sinden Idol 2012 akan mendapat trofi Gubernur Jawa Tengah dan uang pembinaan Rp20.000.000, juara II mendapat trofi Rektor Unnes dan uang pembinaan Rp15.00.000, juara III mendapat trofi Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unnes dan uang pembinaan Rp10.000.000.
luar biasa.. jadi tidak sabar melihat para jawara sinden di kampus konservasi
wow, luar biasa… sukses dan selamat dech..
Selamat untuk ketiga peserta terbaik, siapkan lebih baik lagi untuk memasuki grand final 2 Desember yang akan datang, saya doakan mudah-mudahan kalian bertiga yang nanti akan menjadi juara I, II, dan III. Tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan panitia dan semua pihak yang telah mendukung keberhasilan pelaksanaan audisi sinden idol di wonogiri.
Satu wilayah audisi sudah mengirimkan wakilnya.. Hayo, “sedherek” saking wilayah Pati, Kebumen, Tegal, Magelang, dan Semarang siapkan diri kalian. Hidup sinden Indonesia !!
Selamat dan sukses kepada mbak Watik (Purwantoro, Wonogiri). Smoga bisa menjadi wakil dari Wonogiri di ajang bergengsi ini. Dia pantas menjadi yang terbaik. Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak penyelenggara dalam hal ini : Unnes bersama Pemernitah Provinsi Jawa Tengah dan Ikatan Alumni Unnes (Ika Unnes) yang telah memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat yang memiliki kemampuan dan kepiawaian khususnya di bidang seni tradisional Jawa Tengah.
Berharap ajang pencarian bakat di bidang seni tarik suara yang “Langka” ini dapat diupayakan menjadi acara Talk show di salah satu stasiun TV Nasional, sehingga publik berkesempatan turut mengapresiasi dan termotivasi untuk ikut melestarikannya.
moga akan banyak penerus-penerus seni jawa ini dan moga sukses selalu….
semoga budaya jawa ttp lestari klo bukan kita siapa lagi…menawi wonten audisi malih kula nggih ajeng tumut…