Kebakaran! Kebakaran! kebakaran! seruan dari puluhan mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang (UNNES) tiba-tiba menyeruak di tengah suasana perkuliahan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM), Rabu (8/6).
Mereka berlarian ketakutan sambil menutup kepala mereka buku, tas atau benda-benda seadanya menuju ke titik kumpul di sekitar gedung baru (F5) FIK Kampus Sekaran. Ada pula yang berlindung di bawah pohon.
Di saat yang hampir bersamaan, ada kobaran api di salah satu sudut gedung F5 kampus konservasi itu. Beberapa mahasiswa tampak sigap memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan. Ada pula yang menggunakan mobil pemadam kebakaran.
Begitulah gambaran simulasi tanggap bencana kebakaran di gedung baru IKM UNNES yang diadakan oleh dosen pengampu mata kuliah Sistem Tanggap Darurat (STD) yang diajarkan di semester ini dengan mahasiswa semester 4, yang didukung penuh oleh manajemen IKM.
Tujuan simulasi ini, menurut dosen pengampu STD Evi Widowati Mkes, untuk mengantisipasi bencana yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja sehingga masyarakat Unnes dapat lebih tanggap dan mampu melakukan upaya-upaya penyelamatan ketika bencana datang tiba-tiba.
“Selain itu mahasiswa dibekali langsung secara pengalaman nyata mulai dari menyusun skenario, pelaksanaan drilling hingga proses evaluasi pelaksanaan,” kata Evi, yang pernah menjabat safety manager dari salah satu perusahaan asing yang ada di Indonesia.
Simulai ini diawali dengan perancangan rute dan arah evakuasi, tempat berkumpul, peta evakuasi, pembuatan Tim Emergency Response (ERT) dan peranannya dalam situasi darurat, pembuatan skenario dan gladi.
Kemudian pada saat drilling dimulai dengan pembuatan bom asap, proses pengaktifan sistem alarm, proses evakuasi, pemadaman api melalui APAR (fire extinguisher) dan fire truck, perhitungan kepala, simulasi penyelamatan korban dengan P3K hingga pengembalian pada situasi normal.