Salah satu tokoh yang berjasa dalam proses pendirian IKIP Semarang adalah Mayjend (Purn) Moenadi. Gubernur Jawa Tengah periode 1966-1974 itu adalah Ketua Dewan Presidium IKIP Semarang setelah Drs Mochtar.
Sebagai Ketua Dewan Presidium, Mayjend (Purn) Moenadi berjasa mengawal pendirian IKIP Semarang dalam situasi politik Tanah Air yang sedang bergemuruh pasca-peristiwa 1965.
Untuk menghormati jasa besarnya, keluarga besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) berziarah ke makam Mayjend Moenadi di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Surakarta.
Tidak hanya berziarah, keluarga besar Unnes yang dipimpin Rektor Prof Fathur Rokhman juga bersilaturahmi ke rumah keluarga Mayjend (Purn) Moenadi di Jalan Manteri Soepeno Nomor 12, Kelurahan Manahan, Banjarsari, Surakarta.
Istri dan putri Mayjend (Purn) Moenadi menyambut baik kehadiran keluarga besar Unnes. Salah satu putri Meyjend Moenadi, Siti Khatijah Moenadi, mengaku kunjungan keluarga besar Unnes sangat berharga bagi dirinya dan keluarga.
“Berkat kunjungan ini kami sekeluarga jadi semakin tahu kiprah bapak selama hidup. Kami memang mengenal bapak sebagai tokoh yang sangat memperdulikan pendidikan. Menurut bapak, hanya dengan pendidikan Indonesia bisa meraih masa depan yang lebih cemerlang,” kata putri dari istri kedua Mayjend Moenadi, Fatimah Moenadi. Sebagaimana diketahui istri pertama Mayjend (Purn) Moenadi meninggal pada 1974.
Mayjend (Purn) Moenadi lahir pada 16 Desember 1923. Sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah ia berkarier sebagai perwira di Angkatan Darat. Selama aktif berdinas militer ia berpindah-pindah tugas dari Kalimantan, Irian, Balikpapan dan kota -kota lain di Indonesia.
Selepas menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode, Mayjen (Purn) Moenadi lebih banyak mengurusi beberapa yayasan yang ia rintis. Gubernur ke-7 Provinsi Jawa Tengah itu meninggal dunia pada 11 Januari 2013.