Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam KKN GIAT 12 melaksanakan program pengabdian masyarakat berupa pemasangan Early Warning System (EWS) di Desa Pagertoyo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah pada Minggu, (13/08/25).
Pemasangan ini merupakan salah satu upaya nyata dalam meningkatkan kesiapsiagaan warga menghadapi ancaman bencana tanah longsor yang kerap menghantui wilayah tersebut.
Pemasangan sistem EWS dilakukan sebagai respons atas kondisi geografis Desa Pagertoyo yang memiliki risiko tinggi terjadinya longsor, terutama saat musim hujan. Alat tersebut berfungsi mendeteksi pergerakan tanah dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat melalui suara sirine.
Filippo Elang Prayoga, Koordinator KKN UNNES GIAT 12 Desa Pagertoyo, menjelaskan bahwa kehadiran EWS diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa maupun kerugian material akibat longsor.
“Dengan adanya EWS, warga bisa mendapatkan peringatan lebih awal sehingga dapat segera mengamankan diri dan barang berharga,” ujarnya.
Masyarakat Desa Pagertoyo menyambut baik pemasangan alat ini. Menurut mereka, EWS menjadi langkah penting dalam mengantisipasi risiko bencana.
“Minimal sekarang kami punya alarm yang bisa memberi tanda bahaya sebelum longsor benar-benar terjadi,” ungkap salah satu warga dengan penuh harapan.
Selain pemasangan EWS, mahasiswa KKN UNNES GIAT 12 juga menjalankan berbagai program pengabdian lainnya yang bermanfaat langsung bagi warga. Kehadiran mereka diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan sekaligus kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Program pemasangan sistem EWS di Desa Pagertoyo ini diharapkan menjadi model pengabdian yang dapat diterapkan di daerah lain dengan risiko bencana serupa. Inisiatif ini sekaligus mempertegas peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan dan mitra masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan.




