Universitas Negeri Semarang bersama Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) menyelenggarakan Seminar dan Lokakarya di Hotel Grand Candi Semarang (22/10).
Semiloka ini mengangkat tema “Pendidikan Karakter Terintegrasi Dan Berkelanjutan Di Tingkat Sekolah Hingga Perguruan Tinggi Dengan Sistem Spiral Dalam Rangka Nasionalisme”.
Hadir pada acara tersebut Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman MHum, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bayu Purwiyono yang diwakili Kasdam IV/Diponegoro, para pejabat dari Polda Jateng, jajaran TNI, dan pejabat pemerintah.
Rektor unnes Prof Fathur Rokhman MHum dalam sambutannya mengatakan kerja sama Unnes dengan Wantanas telah terjalin lama. Wantanas menggandeng Unnes dalam berbagai keiatan yangg berkaitan dengan pendidikan.
“Ini karena kedua belah pihak memiliki satu komitmen untuk melakukan sebuah pendidikan karakter karena pendidikan adalah investasi yang sangat mulia untuk bangsa ini. ketika pendidikan berhasil maka bangsa ini akan berhasil dalam membangun kedepan dan menjadi bangsa yang bermartabat,” katanya.
Sekjen Wantannas Letjen TNI Waris mengatakan, “Penyelenggaraan semiloka ini sebagai salah satu referensi pembudayaan karakter bangsa. Hal ini sejalan dengan perkembangan pendidikan saat ini, karena keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan aspek intelektual saja, namun juga dipengaruhi oleh spiritual dan kemampuan emosional.”
Menurut Letjen TNI Waris, beberapa indikator yang saat ini dapat melemahkan karakter bangsa tercermin dari berbagai perilaku kehidupan masyaratkat. Selain intensitas konflik horisontal berlatar belakang SARA, kini muncul pula tindak pidana korupsi, perilaku hidonisme konsumtif, penyalah gunaan narkoba, kebebasan yang melampaui kepatutan, dan mengganggu kebebasan pihak lain.
Selain itu, katanya, juga terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan perilaku lainnya yang bertentangan dengan norma dan nilai dasar bangsa Indonesia.
Beberapa indikator tersebut merupakan konsekuensi logis dari perkembangan demokrasi dan globalisasi yang melanda hampir seluruh belahan bumi. Indikasi tersebut harus mendapatkan atensi dari seluruh penyelenggara negara, kalangan pendidik, tokoh masyarakat, agama, pemuda, agar secara dini sesuai dengan posisi kemampuan masing-masing melakukan pembudayaan karakter bangsa.