Sekretaris Ditjen GTK Kemdikbud: Jadi Guru Profesional atau Tidak Sama Sekali

Ada empat isu utama tentang guru yaitu kualitas dan kuantitas, kualifikasi dan kompetensi, distribusi, dan kesejahteraan.

Kompetensi kepribadian guru di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Guru ideal adalah guru yang memiliki karakter pembelajar. Guru pembelajar harus mengembangkan dirinya dimana pun dan kapan pun. Selain itu, pengembangan yang dilakukan bukan karena sertifikasi, karir, atau kepala sekolah, namun karena telah menjadi bagian inheren konsep dirinya.

Dr E Nurzaman AM MSi MM Sekretaris Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen GTK Kemdikbud) Indonesia menyampaikan itu saat menjadi nara sumber pada Sarasehan dan Seminar Nasional, Sabtu (26/11) di Hotel Pandanaran.

Kegiatan yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (FIP UNNES) mengusung tema Menegaskan Jati diri Guru Indonesia, diikuti ratusan guru, dosen, dan pemerhati pendidikan.

Nurzaman menjelaskan, namun pada kenyataannya, tidak semua guru memiliki karakter pembelajar. Hasil ujian kompetensi guru (UKG) nasional 2015 menunjukkan bahwa sebanyak 305 (59%) Kabupaten/Kota luar Jawa di bawah standar kompetensi minimal.

Maka, untuk meningkatkan kompetensi guru, program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) diselenggarakan melalui pemberdayaan kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan program peningkatan kompetensi guru pembelajar.

Sebab, kompetensi kepribadian sangat menunjang profesionalitas guru sehingga kedepannya hanya ada dua pilihan yakni menjadi guru profesional atau tidak sama sekali, tegas Nurzaman.

Nara sumber kedua, Prof Dr Sunaryo Kartadinata MPd dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menyampaikan pentingnya mutu guru sebagai ujung tombak pendidikan nasional. Guru yang ideal adalah mereka yang ber-jati diri dan ber-misi, tidak hanya sekadar menggugurkan kewajiban profesinya.

Menurut Sunaryo, guru selain melakukan transfer of knowledge juga memiliki misi merubah perubahan perilaku peserta didik secara sistematis dan profesional.

Misi tersebut menjadi sedemikian fundamental karena hari ini dan kedepannya, para guru akan mendidik siswa-siswa yang dikarakteristiki oleh generasi Z, yaitu generasi yang telah akrab dengan gadget sejak kecil sehingga secara tidak langsung mempengaruhi kepribadiannya.

Generasi Z, melalui gadgetnya, dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi dari penjuru dunia. Keberlimpahan informasi di dunia maya serta keakraban siswa dengan gadget, perlu direspon guru dengan merubah kecakapan-kecakapan yang harus dimiliki siswa. Salah satunya adalah kecakapan ways of thinking.

Kecakapan tersebut lebih menekankan siswa untuk berfikir kritis dan kreatif supaya tepat dalam menggunakan berbagai informasi yang tersedia. Pada titik tersebut, fungsi guru sangat dibutuhkan.

Hal itu juga bentuk respon Sunarya terhadap pendapat bahwa konten internet akan melemahkan peran guru dalam proses pembelajaran siswa.

Untuk merespon tantangan dunia pendidikan abad XXI, menurut Sunarya, dibutuhkan guru-guru yang betah tinggal di sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran siswa. Sesuatu tantangan tersendiri bagi guru-guru yang selama ini bekerja sebatas menggugurkan kewajiban profesinya.

Nara sumber ketiga, Dr Anwar Sutoyo MPd dari jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNNES menyampaikan, tugas guru tidak hanya berdimensi profesional namun juga spiritual. Ada muatan-muatan ibadah dalam setiap tugas guru.

Menurut Anwar, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Lebih jauh, bilamana seorang guru membagikan ilmu yang bermanfaat pada murid-muridnya, dan pada gilirannya, murid-murid tersebut membagikan apa yang mereka peroleh dari gurunya pada orang lain dan seterusnya. Maka rantai manfaat dari ilmu tersebut akan semakin meluas serta berlipat ganda.

Anwar menjelaskan, pekerjaan guru bernilai ibadah itu seyogyanya selalu didasarkan pada niat mencari ridho-NYA, bertindak dan berkata yang baik, tidak pamer, tidak mengungkit-ungkit, serta tidak menyakiti.

Sebelumnya, Ketua panitia Dr Edy Purwanto MSi saat melaporkan kegiatan menggaris bawahi kompetensi kepribadian pendidik adalah aspek penting selain kompetensi profesional.

Selanjutnya, mewakili Rektor UNNES Prof Dr Mungin Eddy Wibowo MPd Kons saat membuka kegiatan mengingatkan kepada peserta bahwa pentingya peran guru dalam membentuk adab siswa. Dalam perspektif sejarah, sulit untuk tidak mengakui peran guru dalam mengantarkan peradaban umat manusia dari peradaban pra-modern menuju peradaban modern seperti sekarang ini. (Ahfa FIP)

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy

Who we are

Our website address is: https://unnes.ac.id.

Comments

When visitors leave comments on the site we collect the data shown in the comments form, and also the visitor’s IP address and browser user agent string to help spam detection.

An anonymized string created from your email address (also called a hash) may be provided to the Gravatar service to see if you are using it. The Gravatar service privacy policy is available here: https://automattic.com/privacy/. After approval of your comment, your profile picture is visible to the public in the context of your comment.

Media

If you upload images to the website, you should avoid uploading images with embedded location data (EXIF GPS) included. Visitors to the website can download and extract any location data from images on the website.

Cookies

If you leave a comment on our site you may opt-in to saving your name, email address and website in cookies. These are for your convenience so that you do not have to fill in your details again when you leave another comment. These cookies will last for one year.

If you visit our login page, we will set a temporary cookie to determine if your browser accepts cookies. This cookie contains no personal data and is discarded when you close your browser.

When you log in, we will also set up several cookies to save your login information and your screen display choices. Login cookies last for two days, and screen options cookies last for a year. If you select “Remember Me”, your login will persist for two weeks. If you log out of your account, the login cookies will be removed.

If you edit or publish an article, an additional cookie will be saved in your browser. This cookie includes no personal data and simply indicates the post ID of the article you just edited. It expires after 1 day.

Embedded content from other websites

Articles on this site may include embedded content (e.g. videos, images, articles, etc.). Embedded content from other websites behaves in the exact same way as if the visitor has visited the other website.

These websites may collect data about you, use cookies, embed additional third-party tracking, and monitor your interaction with that embedded content, including tracking your interaction with the embedded content if you have an account and are logged in to that website.

Who we share your data with

If you request a password reset, your IP address will be included in the reset email.

How long we retain your data

If you leave a comment, the comment and its metadata are retained indefinitely. This is so we can recognize and approve any follow-up comments automatically instead of holding them in a moderation queue.

For users that register on our website (if any), we also store the personal information they provide in their user profile. All users can see, edit, or delete their personal information at any time (except they cannot change their username). Website administrators can also see and edit that information.

What rights you have over your data

If you have an account on this site, or have left comments, you can request to receive an exported file of the personal data we hold about you, including any data you have provided to us. You can also request that we erase any personal data we hold about you. This does not include any data we are obliged to keep for administrative, legal, or security purposes.

Where your data is sent

Visitor comments may be checked through an automated spam detection service.