Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengukuhkan Prof Dr Niken Subekti MSi sebagai Profesor Bidang Ilmu Entomoligi dan Prof Dr Agus Wahyudin MSi yang dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Akuntansi Manajemen.
Prof Dr Fathur Rokhman dalam sambutannya menyampaikan bagi UNNES, bertambahnya profesor memiliki dua makna khusus.
Prof Fathur menambahkan pertama, penambahan profesor adalah bukti konsistensi UNNES untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai bekal melakukan transformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).
“Sebagaimana diketahui, jumlah doktor dan profesor adalah salah satu indicator kesiapan perguruan tinggi menjadi PTN BH,” jelas Prof Fathur.
Kedua, penambahan profesor juga menunjukkan kesiapan UNNES untuk menyukseskan transformasi pendidikan tinggi dalam bingkai kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang digagas oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim.
“Salah satu indicator kinerja utama (IKU) dalam tranformasi pendidikan tinggi era MBKM adalah produktivitas dosen yang ditandai dengan banyaknya karya dosen yang dimanfaatkan masyarakat,” Rektor UNNES.
Selain itu, Prof Fathur menyatakan kecemerlangan akademik sebagaimana ditunjukkan oleh kedua profesor baru UNNES merupakan modal yang sangat penting untuk membangun perguruan tinggi yang bereputasi internasional. Kecemerlangan akademik laksana tiang yang membuat bangunan rumah ilmu dapat berdiri kokoh.
Lanjut Prof Fathur, namun dalam konteks hari ini, kecemerlangan akademik saja ternyata tidak cukup. Kecemerlangan akademik juga harus disertai dengan komitmen kuat untuk membumikan kecemerlangan tersebut pada konteks riil masyarakat.
“Kecemerlangan akademik tidak boleh menjadi Menara gading yang kilaunya hanya bisa dilihat dari jauh, melainkan harus menjadi Menara air yang manfaatnya terasa oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kecemerlangan akademik harus diimplementasikan dalam bentuk kinerja yang berorientasi pada tiga keunggulan yaitu high technology, high touch, dan high trust,” jelasnya.
Prof Dr Niken Subekti, M.Si. membawakan orasi ilmiah berjudul Rayap dan Bioprospektif Masa Depan.
Menurut Prof Niken, Indonesia menjadi salah satu pusat keragaman rayap di dunia. Keragaman rayap tersebut selayaknya dikelola dengan cerdas, berbasis pemikiran yang holistik, antar lain dengan meningkatnya daya guna rayap sebagai pengurai sampah organik, sumber pangan, senyawa aktif bahan obat, bionindikator kesehatan tanah.
“Oleh karena itu upaya konservasi rayap akademik sangatlah penting. Dalam kaitan dengan Unnes diharapkan menjadi lembaga riset terdepan dan terkemuka dalam konservasi rayap dalam pengembangan teknologi bpendayagunaanbrayap, sekaligus teknologi pengendalian rayap ramah lingkungan, tutur Prof Niken
Sementara itu, Prof. Dr. Agus Wahyudin, M.Si. dengan judul orasi ilmiah Citra Akuntansi dalam Dominasi Kapitalisme.
Prof Agus Wahyudin memaparkan gagasan akuntansi yang humanis. Menurut Prof Agus akuntansi humanis tidak hanya berpihak pada pemilik modal semata, namun kepada seluruh stakeholder secara menyeluruh.
“Sebuah ironi jika pemikir, ilmuwan, dan akademisi akuntansi justru terjebak pada kemauan pasar semata. Ilmuwan dan akuntansi adalah penjaga peradaban, termasuk menjaga Marwah ilmu akuntansi di dalamnya,” pungkas Prof Agus Wahyudin.