Program Sarjana Mendidik Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) merupakan pilot project yang dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi, dimana Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) penyelenggara.
Selain membantu kekurangan tenaga guru di kutai barat ini, peserta juga diharapkan mampu berbaur dan membantu masyarakat agar cerdas dan mandiri.
Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum, menyampaikan itu ketika memonitor dan mengevaluasi peserta SM3T angkatan V Universitas Negeri Semarang penempatan Kutai Barat, Kalimantan Timur, Rabu, (13/1) di kantor Dinas Pendidikan Sendawar, Kutai Barat.
Prof Fathur berharap, selama melakukan pengabdian bawalah nama baik Unnes, menjadi virus penyebar kebaikan, jaga kebersamaan, menjadi agen perubahan Indonesia ke depan, kembangkan tradisi belajar, dan menjadi karakter konservasi.
“Hakikat dari pelaksanaan program ini adalah perwujudan komitmen Indonesia untuk menyiapkan calon guru masa depan yang mampu menjawab tantangan untuk menjadi negara yang berperadaban tinggi,” ujarnya didampingi Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi (LP3) Unnes Drs Abdurrahman MPd.
Dalam kesempatan itu juga rektor menawarkan program afirmasi untuk mahasiswa berprestasi yg berminat masuk ke unnes melalui 4 jalur seleksi.
Kepala Dinas Pendidikan Sendawar Kutai Barat, Ayonius, menyatakan, keberadaan 38 orang peserta SM3T angkatan V Unnes ini di sambut baik dan mendapat apresiasi dari masyarakat maupun dinas pendidikan sendiri.
“Dengan jumlah guru yang tidak mencukupi, membuat kehadiran peserta SM3T sangat membantu jalannya pendidikan dan pengajaran, “ kata Ayonius, sembari mengatakan jumlah sekolah yang tidak seimbang dengan jumlah guru, “ SD di kutai barat ini ada 223, SMP 60, dan SMA 40, “ tambah dia. Ratih Widyastuti