Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Moh Nasir PhD, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta ribuan mahasiswa menandatangani Deklarasi antinarkoba, antiradikalisme, antiterorisme, serta menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di Gedung Prof Wuryanto Kampus UNNES Sekaran Gunungpati, Sabtu (6/5).
Deklarasi ini menyepakati penolakan terhadap penyalahgunaan narkoba, dan segala bentuk paham radikalisme, dan terorisme yang membahayakan Pancasila dan keutuhan NKRI.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan, deklarasi ini sangat penting. Selain sebagai bentuk keprihatinan, penegasan ini sekaligus menjadi komitmen bersama untuk melawan dan menolak paham dan gerakan yang melemahkan sendi-sendi nasionalisme.
“UNNES dan Pimpinan Perguruan Tinggi se Jateng dan DIY berjanji untuk melarang penyalahgunaan narkoba, serta berbagai bentuk kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila, dan anti-NKRI, radikal dalam keberagamaan, serta terorisme. NKRI harga mati,” tandas Prof Fathur.
Selaras dengan deklarasi tersebut, ketika memberikan kuliah umum Prof Moh Nasir mengajak seluruh perguruan tinggi yang berada di bawah kewenangannya untuk terus mengkampanyekan antinarkoba, antiradikalisme, antiterorisme, dan NKRI harga mati, Pancasila, dan UUD 1945 sebagai pandangan hidup masyarakat di Indonesia.
“Yang harus dipahami, kalau terjadi radikalisme, berarti kita tidak menerima perbedaan. Di Indonesia tidak bisa seperti itu karena kita hidup di antara keberagaman. Jadi, mari bersama-sama kita tangkal paham yang bisa merusak generasi bangsa di masa depan,” tandas mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius MH menyatakan paham radikalisme sudah menyusup ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Ia pun meminta pengelola perguruan tinggi untuk semakin meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas mahasiswa.
“Radikalisme bukan hanya karena kemiskinan, kebodohan, kekecewaan, ketidakadilan. Karena saat ini radikalisme sudah terpapar di kaum intelektual,” katanya.
Acara bertajuk deklarasi semangat bela negara dari Semarang Untuk Indonesia ini juga dihadiri Dirjen Belmawa Prof Intan Ahmad PhD, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, dan Kepala BNNP Jateng Brigjen Pol Tri Agus Heru Prasetyo.