Hari ini, Rektor Universitas Negeri Semarang Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengukuhkan dua Guru Besar. Mereka adalah Prof Dr Sri Haryani MSi dan Prof Dr Nanik Wijayati MSi.
Prof Dr Sri Haryani MSi dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Pendidikan Kimia pada Fakultas Matamatika dan IPA, sedangkan Prof Dr Nanik Wijayati MSi dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Kimia Organik Fakultas Matamatika dan IPA UNNES.
Rektor UNNES menyampaikan bertambahnya profesor baru adalah bukti konkret yang menunjukkan bahwa civitas academika Unnes tetap produktif meskipun dalam suasana pandemi.
“Dua perempuan profesor hebat ini memberi teladan nyata, pandemi dapat direspons secara positif dengan terus berpikir dan berinovasi, melahirkan berbagai gagasan kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara,” jelas Prof Fathur.
Prof Fathur menambahkan, bagi UNNES pengukuhan professor ini memiliki makna khusus karena menunjukkan peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia sebagai bagian dari kesiapan kita bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).
“Capaian sebagai profesor juga harus dimaknai sebagai sarana baru dalam meningkatkan kualitas dan pengbadian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Setelah dikukuhkan, para profesor harus semakin produktif sehingga mampu menghasilkan pemikiran, gagasan, dan inovasi yang bermanfaat luas terutama dalam mewujudkan indeks kinerja utama perguruan tinggi,” tutur Prof Fathur.
Prof Fathur menyampaikan bahwa dalam struktur masyarakat pendidikan tinggi, profesor adalah penghuni puncak piramida.
“Posisi dalam puncak piramida tersebut membuat profesor memiliki keistimewaan tertentu yang tidak dimiliki masyarakat pendidikan tinggi lain, baik dosen lain, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa. Keistimewaan yang melekat dalam diri profesor tersebut hendaknya dikonvsersi dalam bentuk karya nyata yang berdampak bagi masyarakat dan mendapat rekognisi internasional,” terang Guru Besar Sosiolinguistik tersebut.
Pada pengukuhan ini, Prof Dr Sri Haryani MSi membacakan orasi ilmiah Integrasi Keterampilan Abad 21 Dalam Mendesain Perangkat Pembelajaran Kimia.
Menurut Prof Sri Haryani pembelajaran sains termasuk kimia dipandang bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills) saja kepada peserta didik, tetapi juga untuk membangun HOTS. Untuk itu, Prof Sri Haryani menyampaikan peserta didik haruslah terlibat secara aktif dalam aktivitas pembelajaran untuk mengkonstruksi pengetahuan dan terlibat dalam perubahan konseptual. Melalui pembelajaran sains Calon Guru dapat mengembangkan berbagai model pembelajaran yang memenuhi aspek konstruktivis dan sesuai dengan karakteristik materi.
“Di samping HOTS, Calon Guru juga harus memiliki kompetensi untuk mengintegrasikan TPACK ke dalam rancangan pembelajaran yang ditulis. Calon Guru diharapkan cakap mengintegrasikan antara teknologi, materi, dan pedagogi yang berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pembelajaran berbasis TIK,” tegasnya.
Dikesempatan yang sama, Prof Dr Nanik Wijayati MSi mebacakan orasi ilmiah DERIVATISASI ɑ-PINENA DARI MINYAK TERPENTIN SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PARFUM.
Prof Nanik menuturkan bahwa pengembangan kimia bahan alam “natural product” di Indonesia dewasa ini masih terbatas pada inventarisasi, yakni masalah isolasi, analisis struktur dan analisis aktivitas ekstrak tumbuhan serta belum banyak menyentuh aspek transformasi bahan alam dan aplikasinya.
Oleh karenanya, Prof Nanik memberikan solusi Di masa mendatang harus dikembangkan inovasi agar daya guna dari bahan alam dapat dioptimalkan sebelum ditawarkan secara komersial.
“Jika inovasi produk dari a-pinena ini senyawa bahan parfum alam dapat ditemukan, maka dapat dirumuskan sintesis senyawa terpenoid derivat -pinena yang tersebar dalam berbagai spesies tumbuhan dan digunakan dalam industri makanan, kosmetik dan farmasi,” jelasnya.
Prof Nanik menambhakan minyak terpentin sebagai bahan alam Indonesia sangat melimpah sehingga perlu dimanfaatkan sebagai bahan baku industri parfum dan industri kimia yang diolah menjadi produk inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat. Produk yang sudah diraih dalam penelitian dapat diaplikasikan dan diabdikan untuk memecahkan permasalahan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia, pungkasnya.