Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Sudijono Sastroatmodjo mengukuhkan dua perempuan sebagai guru besar, yakni Prof Dwi Rukmini dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) pada bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris dan Prof Dewi Liesnoor dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) pada bidang Ilmu Geografi Fisik, Selasa (6/3), di auditorium kampus Sekaran.
Dwi Rukmini memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul “Mengubah Kelemahan menjadi Kekuatan, Optimisme Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Inggris”. Dalam orasinya dia mengemukakan, pengintegrasian pendidikan karakter kedalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia tidak menemui hambatan berarti. “Bahkan dengan memanfaatkan teks model lokal, pembelajaran bahasa Inggris berpotensi memunculkan rasa percaya diri para siswa karena memungkinkan mereka berkomunikasi tentang budaya lokal secara internasional,” paparnya.
“Kelemahan berupa ketidakmampuan teks lokal memasuki perangkat bahasa Inggris secara total justru merupakan sebuah kekuatan karena berkesempatan menjadi sumber bagi perkembangan bahasa Inggris,” kata Dwi Rukmini.
Adapun Prof Dewi Liesnoor mengingatkan tentang pentingnya air melalui orasinya yang berjudul “Optimalisai Ketersediaan Air Melalui Konservasi dengan Pendekatan Geografi.”
“Saat ini rata-rata ketersediaan air di Indonesia memang masih melimpah, yakni 15.000m3 per kapita per tahun dibandingkan dunia hanya 8.000m3 per kapita per tahun. Tetapi ketersediaan air di pulau Jawa tampaknya memerlukan perhatian yang sangat serius, yakni 1.750 m3 per kapita per tahun, idealnya 2.000 m3 per kapita per tahun. Kenyataan ini bisa bergerak ke arah yang lebih buruk lagi,” tegasnya.
Dewi mengemukakan, dengan teknologi konservasi memungkinkan kita dapat mengurangi risiko krisis air di masa mendatang. Optimalisasi ketersediaan air melalui upaya konservasi air diuraikan menggunakan ketiga pendekatan geografi secara bersama-sama yakni keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.
Dia mencontohkan, Unnes yang dikenal dengan universitas konservasi sekarang termasuk recharge area bagi DAS Garang. “Unnes telah melakukan upaya optimalisasi ketersediaan air melalui kegiatan konservasi air. Secara fisik Unnes memiliki ribuan pohon, taman, embung, dan sumur resapan,” katanya.
Rektor Unnes dalam sambutannya mengatakan, meski beranjak dari dua disiplin yang berbeda, dua orasi tadi menyampaikan suara yang sama, yaitu optimisme. “Dua orasi itu memiliki perhatian yang sama dengan titik perhatian Unnes selama ini yaitu pendidikan karakter dan konservasi,” katanya.
Prof Sudijono juga mengemukakan, kita harus bersyukur bahwa upaya yang Unnes lakukan hampir satu dekade ini, yang mungkin menurut sebagian kalangan masih dianggap sepele, ternyata memiliki dampak positif dan manfaat yang besar. “Dulu, saat awal merintis program konservasi, mungkin banyak di antara kita yang tidak tahu makna dan manfaatnya. Tetapi ulasan Prof Dewi Lisnoor tadi menegaskan bahwa kita, Unnes, berada dalam track yang benar,” katanya.
Selamat pada Ibu-ibu Profesor baru ….. selamat berkarya …..
Kepada Yth. Bu Prof Dewi Liesnoor, kami alumni Geografi turut berbangga ….
congratulation bu Wiwi.. Prof. Wiwi.. semakin menjadi penyemangat akademis bagi para dosen dan para mahasiswanya.. You ROCK, mom!
Selamat buat Bu Dewi, semoga kuat, sabar dan iklas dalam mengemban amanah panjenengan sebagai Guru Besar. Semoga Geografi lebih baik dan maju serta menciptakan lulusan yang unggul dan profesional. Amien.
selamat untuk guru besar UNNES yang baru, semoga dengan gelar akademis yang baru tersandang semakin meneguhkan hati untuk berbakti pada negeri Indonesia tercinta terutama bidang pendidikan.
Selamat kepada Ibu Prof Dewi lies noer…………
Dear Ibu Wiwik,
Congratulations on your new tittle, I’m so surprised when I heard the news about you. Happy for you and wish you all the best.
Regards,
Your former student at Vocational School 11 (Grafika) Semarang
Hi Arifin, tqvm, I do wish u all the best too luv