Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan Seminar Nasional yang mengangkat tema ‘Mewujudkan Nilai-Nilai Pancasila untuk Indonesia Bersatu dan Berkemajuan’.
Hadir sebagai pembicara Guru Besar Antropologi Universitas Gajah Mada Prof Dr Heddy Shri Ahimsa Putra MA MPhill menyampaikan materi mengenai Generasi Milineal dan Nilai-nilai Pancasila.
Menurut Prof Dr Heddy permasalahan yang terjadi sekarang ini nilai-nilai pancasila bersifat abstrak, tidak mudah dinyatakan, dan tidak mudah diukur oleh generasi milenial untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Nilai-nilai pancasila tidak mudah untuk diimplementasikan, karena nilai bersifat abstrak, tidak mudah dinyatakan, dan tidak mudah diukur. Problemnya adalah bagaimana kita mewujudkan nilai-nilai yang abstrak itu ke dalam kehidupan sehari hari? Di sinilah penting untuk kita dapat mewujudkannya,” jelas Prof Dr Heddy.
Guru Besar Antropologi Universitas Gajah Mada tersebut mengatakan perlunya mengoperasionalkan nilai nilai pancasila untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Perlu operasionalisasi sila-sila pancasila yang diturunkan menjadi nilai-nilai pancasila kemudian menjadi norma-norma pancasila dan akhirnya menciptakan aturan-aturan konkret untuk mengarahkan perilaku/ tindakan masyarakat dan dapat diwujudkan ke dalam kehidupan sehari hari,” tutur Prof Dr Heddy.
Selain itu, Prof Dr Heddy menjelaskan sosialisasi nilai-nilai pancasila pada generasi milenial harus disesuaikan dengan karakter generasi tersebut.
Prof Dr Heddy menyebutkan ada tiga karakter generasi milenial perlu diketahui. Karakter yang pertama generasi milenial yakni ingin serba cepat, praktis, to the point, dan suka bermain media sosial.
“Sosialisasi nilai-nilai pancasila pada generasi milenial dilakukan dengan cara yang singkat, padat dan jelas serta bersifat visual”.
Karakter selanjutnya generasi milenial lebih banyak memahami teknologi komunikasi informasi, pintar dalam mencari informasi, dan memiliki pemikiran kritis serta logis.
“Maka dari itu hubungan antarasila dan operasionalisasi sila-sila harus logis, kuat landasan filosofisnya, dan harus terbukti sebagai falsafah bangsa dan negara yang paling cocok. Dengan landasan kuat tersebut generasi milenial akan yakin dengan manfaat dan kekuatan pancasila,” ucapnya.
Karakter ketiga generasi Milenial yakni mengglobal. Untuk itu sosialisasi nilai pancasila perlu menunjukkan kesesuaian pancasila untuk Indoneisa.
Dalam kesempatan ini juga Dewan Pertimbangan Presiden Dr (HC) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya memberikan pesan agar tetap menjalankan Nilai Pancasila karena Nilai Pancasila menjadi pemersatu bangsa dan bernegara.
“Jangan ada amandemen Pancasila, sampai kapanpun Pancasila harus dijaga karena itu tonggak Indonesia,” tutur Habib Lutfi.
Lebih lanjut, Habib Lutfi menekankan agar Hari Kelahiran Pancasila harus diperingati dan diperkuat.