Selama ini pemanfaatan dedak padi (bekatul) masih sebatas untuk konsumsi pakan ternak, bahkan menjadi limbah di lingkungan masyarakat.
Berkat ketekunan tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yakni Susanti program studi (prodi) Biologi, Dimas Fahrudin Pendidikan Biologi, dan Khanifah juga Pendidikan Biologi meraih juara III pada lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) insight 2016 di Universitas Hasanudin Makassar beberapa waktu lalu.
Juara I dimenangkan oleh Universitas Diponegoro (Undip), juara II Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, dan juara III UNNES.
Susanti mempresentasikan hasil karyanya dihadapan dewan juri dengan judul Aplikasi Pengobatan Teknologi Pengembangan Pengobatan Kanker Payudara Berbasis Nanopartikel Kitosan Tripolifosfat dengan Pemanfaatan Limbah Padi dalam Mewujudkan Indonesia Mandiri 2020.
Susanti menyampaikan, ada 40 tim dari 25 perguruan tinggi yang mengumpulkan berkas, kemudian diseleksi berkas menjadi 20 finalis untuk mengukti presentasi.
Susanti menuturkan, limbah hasil penyosohan padi berupa dedak (bekatul) berpotensi bisa mengobati kanker payudara, karena dedak padi mengandung hemiselulosa MGN-3 yang dapat mempercepat apoptosis (program bunuh diri) sel kanker.
Susanti menjelaskan, ide pembuatan artikel ini dilatarbelakangi oleh hasil penelitian (Bang dkk 2010) yang menyatakan bahwa kanker payudara bisa diobati dengan ektrak MGN-3, tapi dari bahan lain diantaranya dari biji-bijian, sereal, dan tumbuhan berkayu.
Selain itu, juga dikuatkan penelitian (Nariman 2013) bahwa MGN-3 ditemukan juga pada dedak padi. Kkesimpilannya dari penelitian penelitian itu, dedak padi berpotensi bisa mengobati kanker payudara dengan cara dedak padi diektraksi mengahasilkan ektrak MGN-3.
nah, tinggal bagaimana menindaklanjuti KTI mahasiswa berprestasi kita tersebut. sayang lho kalau tidak ada follow up nya, di sekitar kita melimpah ruah dedak.