Jajaran pimpinan Universitas Negeri Semarang bersama dengan Habib Novel Bin Idrus Al Muthohar melakukan kegiatan UNNES Ziarah ke Makam-Makam Waliyullah yang berada di Kota Semarang, Senin (22/3).
“Hari ini kita akan melakukan UNNES Ziarah ke 3 Makam Waliyullah dalam rangka Dies Natalis ke 56 UNNES untuk mencari keberkahan, serta kita harus menghormati para Waliyullah dan pejuang bangsa, ucap Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum.
Para rombongan berkunjung ke Makam Habib Thoha bin Yahya, Habib Idrus bin Ahmad al Muthohar, dan Habib Hasan bin Thoha bin Yahya.
Pertama, rombongan UNNES ziarah ke Makam Habib Thoha bin Yahya. Makam habib Thoha bin Yahya berlokasi tepat di belakang Kantor BCA Jl. Pemuda Semarang.
Habib Thoha adalah putra dari Habib Muhammad Qodli bin Thoha bin Yahya.Habib Muhammad Qodli merupakan Datuk Maulana Habib Luthfi yang pertama kali masuk ke Nusantara.
Di dalam kitab Syamsud dzohiroh halaman 324 di sebutkan bahwa Habib Thoha atau yang lebih di kenal dengan Sayyid Thohir gelar Thohir, karena semua putra putrinya menjadi ulama dan Awliya. di antara putra putri beliau adalah Habib Hasan atau Mbah Kramatjati, Sayyid Hamid atau Pangeran Diponegoro, Sayyid Sholeh atau Kramat Sedolaut.
Selain ke makam Habib Thoha, rombongan juga melakukan perjalanan ke makan Habib Idrus bin Ahmad al Muthohar.
Habib Idrus bin Ahmad al Muthohar lahir di Semarang tahun 1945 dari pasangan Al Habib Ahmad bin Idrus al Muthohar dan Syarifah Alwiyah binti Salim al Muthohar. Ayah beliau merupakan ulama di Semarang, dari ayahnya Habib Idrus bin Ahmad al Muthohar menimba ilmu.
Dan selanjutnya rombongan pimpinan UNNES dan Habib Novel Bin Idrus Al Muthohar menuju ke makam Habib Hasan bin Thoha bin Yahya.
Habib Hasan bin Thoha bin Muhammad bin Yahya merupakan ulama dengan sejarah perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Habib Hasan dikenal sebagai seorang ulama dan pejuang garang.
Sehingga banyak orang memberi nama julukan Singo Barong. Habib Hasan juga memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Keraton Yogyakarta, karena menantu Sultan Hamengku Buwono II dan ipar Hamengku Buwono III. Karena hal itu, Habib Hasan mendapatkan gelar Raden Tumenggung Sumodiningrat, Pati Lebet Kerajaan Mataram atau kerap disebut Syekh Kramat Jati.
Habib Hasan dilahirkan dari pasangan Habib Thoha bin Muhammad Al-Qadhi bin Yahya dengan Syarifah Fathimah binti Husain bin Abu Bakar bin Abdullah Al-Alydrus sekitar tahun 1736 Masehi. Habib Hasan mangkat pada tahun 1818 Masehi dan dimakamkan di Jalan Duku, Kelurahan Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, tepatnya di belakang Java Mall.
Habib Hasan mendapat pendidikan langsung dari kedua orang tuanya sampai hafal Alquran sebelum usia tujuh tahun. Kecerdasan dan kejernihan hati yang dimiliki, menjadikannya sebelum menginjak dewasa, telah banyak hafal kitab-kitab hadist, fiqh dan lain sebagainya.
Disela-sela ziarah Habib Novel Bin Idrus Al Muthohar menyampaikan semoga tradisi UNNES ziarah ini bisa menjadi tradisi baru sebagai kajian akademik untuk meneladani para Habib, pungkas Habib Novel.