Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan peringatan Isra Miraj yang mengangkat tema “Hikmah Isra Miraj dalam Membentuk Pribadi Tangguh dan Semangat Keilmuan” dengan pembicara Prof KH Marsudi Syuhud Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) yang diselenggarakan secara Daring, Jumat (12/3).
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum dalam sambutannya menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dan monumental dalam perjalanan sejarah Rasulullah dan umat Islam.
“Pada malam yang khidmat ini, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, peristiwa yang paling bersejarah dan monumental dalam perjalanan kenabian Rasulullah SAW,” ucap Rektor UNNES.
Menurut Prof Fathur, peristiwa Isra Mi’raj penuh sarat dengan nilai-nilai imaniah, kemuliaan jiwa, dan kesucian rohani. Peristiwa yang membawa Nabi Muhammad SAW pada kesempurnaan derajat sebagai insan paripurna.
Selain itu, Rektor menambahkan peringatan Isra Mi’raj di tengah pandemi menjadi sebuah perenungan yang sangat mendalam. Untuk itu, perlu menjadi pribadi yang tangguh dan kuat sesuai dengan perintah untuk menegakkan salat.
“Ketika ujian datang berupa virus Covid-19 yang menghancurkan tatanan kehidupan umat manusia, maka perintah salat mengajarkan kepada hambanya tentang kekuasaan dan ketetapannya. Salat mengajarkan kesabaran, ketenangan, kebahagiaan, kepasrahan, kekuatan sekaligus ikhtiar dalam menghadapi segala kesulitan hidup dan semua ujian,” jelas Rektor UNNES.
Selain itu, Prof Fathur juga menyampaikan UNNES merupakan kampus yang bervisi berwawasan konservasi dan bereputasi internasional, yang dilandasi dengan spirit Rumah Ilmu Pengembang Peradaban memaknai esensi peringatan Isra Miraj sebagai sebuah perjalanan UNNES sebagai Rumah Ilmu Pengembang Peradaban untuk meningkatkan kebersamaan, integritas, solidaritas untuk mewujudkan agar UNNES Gemilang untuk Indonesia Maju, pungkasnya.
Sementara itu, dalam tausyiahnya KH Marsudi Syuhud menyampaikan perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah sarat dengan pembelajaran kepemimpinan yang didasarkan pada nilai-nilai ketulusan, kebenaran, dan keadilan.
KH Masurdi menambahkan, setiap diri adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Artinya, setiap manusia diciptakan Allah telah mengemban fungsi kepemimpinan yang harus dijalankan selama ia hidup di dunia.
“Setiap manusia dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin, yang membedakan antarmanusia hanyalah ruang lingkup kepemimpinan yang diembannya. Apakah ruang lingkupnya dunia, satu negara, wilayah, desa, keluarga, atau sekadar memimpin diri sendiri. Semua adalah bentuk amanah yang diberikan Allah kepada manusia yang dengannya harus dipertanggungjawabkan,” jelas Ketua PBNU tersebut.