Alumni menjadi salah satu representasi penting kegemilangan perguruan tinggi. Karena itu, Universitas Negeri Semarang (UNNES) menjadikan alumni dalam posisi penting. Tidak ada pilihan lain, membekali mereka dengan kompetensi unggul dan berkarakter semasa mahasiswa adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh.
Dalam usia ke-56 tahun, UNNES konsisten menjaga marwah sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Perguruan tinggi yang berdiri sebagai IKIP Semarang pada 1965 ini terus mengupayakan capaian gemilang para alumninya. Kegemilangan alumni menjadi prasyarat agar alumni dapat berkiprah di jalan yang lebih luas, yaitu berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negaranya.
“UNNES menyadari bahwa kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara hanya mungkin ditunaikan jika kita memiliki kapasitas, keunggulan, dan prestasi gemilang. Karena itulah, kegemilangan menjadi prasyarat jika kita ingin memberi kontribusi kepada bangsa dan negara secara paripurna,” ujar Rektor UNNES, Prof Fathur Rokhman.
Prof Fathur menjelaskan, kegemilangan adalah kondisi ketika alumni tidak hanya baik dan unggul, tetapi bercahaya terang oleh prestasi dan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Kegemilangan adalah kondisi ketika prestasi menjadi nafas kita sehari-hari. Kegemilangan adalah kondisi ketika kita semua berlombalomba memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara.
Untuk itu, dalam rangka dies natalis ke-56 kampus yang memiliki visi Berwawasan Konservasi dan Bereputasi Internasional ini, UNNES menerbitkan buku Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju: 100 Alumni Inspiratif Unnes. Buku setebal 400-an halaman itu berisi 100 biografi alumni yang dinilai inspiratif. Buku bisa pula dibaca secara daring di web inspirasi.unnes.ac.id.
Ketua tim editor buku yang juga Ketua Panitia Dies Natalis ke-56, Dr Sri Rejeki Urip, menyatakan pilihan terhadap 100 sosok merupakan itikad untuk memotret keragaman kiprah alumni Unnes di berbagai bidang. Kegemilangan yang terpotret dalam 100 tokoh yang disajikan dalam buku ini sangat beragam dari sisi bidang profesi, jenis kelamin, bahkan usia dan angkatan.
Hal ini dimungkinkan karena kegemilangan sendiri merupakan konsep yang dapat ditafsir dengan berbagai kemungkinan. Beberapa orang gemilang dalam karier, beberapa lainnya dalam kegigihan, dan lainnya mungkin dalam ketulusan, konsistensi terhadap nilai-nilai, juga ketangguhan menghadapi tantangan. Namun, bukan berarti angka 100 merepresentasikan jumlah alumni terbaik. Di luar jumlah tersebut, ada begitu banyak alumni yang berkiprah melalui perannya masing-masing.
“Daftar 100 alumni inspiratif dalam buku ini tidak dimaksudkan sebagai potret puncak pencapaian, apalagi dimaksudkan sebagai peringkat. Kami percaya bahwa ada ratusan ribu alumni yang berkarya dan menginspirasi masyarakat. Namun karena keterbatasan jangkauan, ruang, dan waktu yang dimiliki tim, pilihan angka 100 itu harus diambil,” pungkas Dr Sri Rejeki Urip.