Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) kembali merayakan puncak peringatan Bulan Bahasa dan Seni dengan serangkaian acara yang meriah pada Selasa (29/10). Mulai dari arak-arakan budaya mahasiswa hingga pergelaran wayang kulit, acara ini juga diwarnai dengan peresmian gedung baru FBS.
Dekan FBS, Prof. Dr. Tommi Yuniawan, M.Hum., menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada berbagai pihak yang terlibat.
“Atas nama dosen, tendik, mahasiswa dan segenap pimpinan FBS, kami mengucap rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada bapak rektor. Selanjutnya, kami meminta arahan terkait sarana dan prasarana dalam memperindah gedung ini untuk proses pembelajaran,” ujarnya.
Menurut Kepala Kantor Pelayanan Pengadaan UNNES, Untoro Nugroho, S.T., M.T., gedung baru FBS dirancang dengan luas 3.047 meter persegi, dan terdiri dari lima lantai.
“Gedung perkuliahan ini memiliki luas 3.047 meter persegi dan terdiri dari lima lantai, masing-masing seluas 904 meter persegi. Gedung ini memiliki 32 ruang pembelajaran, termasuk 27 ruang kelas dan laboratorium, 1 ruang guru besar, 4 ruang ujian, dan 11 ruang pendukung. Pembangunan berlangsung selama 164 hari, dari Mei hingga Desember,” jelasnya.
Rektor UNNES, Prof. Dr. Martono, M.Si., berharap gedung ini dapat memperkuat fasilitas akademik dan budaya.
“Dengan diresmikannya gedung baru ini diharapkan bisa mendorong, menopang, dan menguatkan puncak Bulan Bahasa dan Seni. Gedung ini kita nikmati untuk pembelajaran dan aktivitas seni budaya terutama di FBS,” harapnya.
Acara Puncak Bulan Bahasa dan Seni (BBS) UNNES dimulai dengan pelepasan arak-arakan budaya mahasiswa oleh Dekan FBS pada pukul 07.30 WIB, diikuti dengan tarian penyambutan, laporan, dan peluncuran lagu Campursari “Tetep Siji” oleh Rektor UNNES.
Peresmian gedung baru dilakukan pada pukul 10.10 WIB dengan acara menari Slup-slupan, penandatanganan prasasti, pemotongan tumpeng, dan peninjauan gedung. Setelah istirahat, kegiatan ditutup dengan pergelaran wayang kulit pada pukul 12.00 WIB, menampilkan lakon Semar Mbabar Jati Dhiri oleh mahasiswa UNNES.
Reporter: Ananda Fathiyyah Utami