Pengetahuan keterampilan dasar tentang pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) dan SAR (Seach And Rescue) sangat diperlukan bagi anggota mahasiswa pecinta alam (Mahapala). Karena pertolongan pertama bisa menyelamatkan kondisi seseorang dari hal yang lebih fatal lagi.
Pelatihan seperti ini sangat penting untuk bekal kesiapan menjaga keselamatan dalam melakukan berbagai kegiatan di alam bebas seperti di gunung dan hutan.
Pelatihan ini sangat penting disampaikan sebagai proses pembelajaran, selain itu juga terjadi koordinasi para peserta sehingga dapat menyatukan pola pikir dan pola tindak dalam penanganan bencana serta musibah lainnya.
kata Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Negeri Semarang (Unnes) Drs Heri Kismaryono MM saat membuka Pelatihan PPGD dan SAR.
Mohon kegiatan yang bagus ini diikuti dengan serius,diharapkan setelah selesai pelatihan peserta harus terampil melakukan PPGD dan SAR. Ke depan kegiatan ini perlu dikembangkan dengan pembentukan Tim Unnes Tanggap Bencana, katanya.
Humas Mahapala Unnes Tusmaemunah menyampaikan itu kepada unnes.ac.id, Senin (26/1). Kegiatan berlangsung Selasa-Rabu (20-21/1) di Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas kampus Sekaran.
Tusmaemunah menerangkan, Budi dari SAR kota Semarang memberikan materi tentang sistem komunikasi SAR diantranya cara menggunakan HT. Karena penggunaan frekuensi ada aturannya tidak boleh tumpang tindih.
Dia juga memberi penjelasan tentang bahasa isyarat untuk minta bantuan pertolongan yakni Si korban bisa menulis bahasa isarat melalui kertas, di tanah, dipohon dan lainnya. Misalnya huruf V artinya memerlukan bantuan, huruf X bantuan medik, tanda panah artinya mengikuti arah.
dr Anik Setyo Wahyuningsih dan dr Nugrahaningsih WH MKes dari Pusat Layanan Kesehatan Unnes menyampaikan, tentang cara penanganan macam-macam luka dan praktek. Diantaranya luka memar, dan digigit ular.