Dalam komitmen mengajarkan dan mementaskan kebudayaan Indonesia, khususnya gamelan di Amerika Serikat, tiga dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNNES juga menjalin kerja sama dengan sejumlah kampus di Negeri Paman Sam itu. Melalui ketiga dosen, UNNES telah menjalin kerja sama dengan University of California Los Angeles dan University of California Riverside.
Ketiga dosen tersebut adalah Dr Widodo MSn, dosen Prodi Pendidikan Seni Musik; Dr Dhoni Zustiyantoro, dosen Prodi Sastra Jawa; dan Dr Widodo MHum, dosen Prodi Sastra Jawa. Ketiganya dijadwalkan berada di California selama dua minggu, mulai 13-24 Mei 2025.
Pada Mei 2025, di UC Los Angeles, tim UNNES diterima oleh Kepala Departemen Musik, Supeena Adler PhD. Ia menyambut baik inisiasi kerja sama ini dan menyatakan bahwa gamelan bukanlah hal asing bagi UC Los Angeles. Di kampus ini, gamelan telah ada sejak tahun 1960-an dan telah menjadi mata kuliah, selain secara rutin dipentaskan pada berbagai acara.
Sejumlah tokoh dari Indonesia pun diundang untuk mengajar dan telah menjadi dosen UC Los Angeles. Supeena menyatakan tim UNNES dan UC Los Angeles bisa datang untuk bersama mementaskan wayang.
“Karena kami sudah agak lama tidak mementaskan wayang di kampus ini,” ujarnya.
Di UC Riverside, tim UNNES diterima oleh Kepala Departemen Musik, Jonathan Ritter PhD. Ia mengatakan ketertarikan untuk menjalin kerja sama lebih lanjut. Jonathan dulu pernah belajar menabuh gamelan Jawa untuk instrumen gambang. UC Riverside juga memiliki gamelan Jawa komplet dengan mahasiswa yang rutin berlatih.
Kegiatan ini berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Inisiasi kerja sama antara dosen FBS UNNES dengan universitas di Amerika Serikat menunjukkan pentingnya pertukaran pengetahuan lintas negara dalam pendidikan seni dan budaya.
Kegiatan pengajaran dan pementasan gamelan di kampus internasional menjadi bagian dari upaya melestarikan warisan budaya sekaligus membangun jembatan kolaborasi global. Kerja sama ini juga memperluas akses terhadap pendidikan berbasis budaya dan memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi budaya internasional.




