Meski tersenyum, kedua mata Prof Retmono, mantan Rektor IKIP Semarang kelihatan berkaca-kaca saat Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Sudijono Sastroatmodjo, didampingi Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum Wahyono MM, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Masrukhi, serta beberapa pejabat Unnes menghampirinya.
Sesekali posisi duduknya beringsut. Namun tetap saja dia tidak mampu menyimpan perasaan haru yang terlihat sejak memasuki auditorium Unnes Kampus Sekaran Gunungpati Semarang. “Terima kasih, terima kasih Pak Rektor,” ujarnya dengan suara perlahan.
Saat itu tampak di wajah Rektor, Pembantu Rektor, dan pejabat Unnes lainnya menahan rasa haru dan bangga terhadap kondisi mantan Rektor yang tampak segar ini. Seraya menepuk pundaknya, Rektor mendoakan agar Retmono tetap Sehat. Menyaksikan kejadian itu, beberapa mantan pegawai Unnes yang duduk dibelakangnya pun nampak tak kuasa menahan rasa haru, semuanya berusaha tersenyum, sambil mengusap air yang menggenang di ujung kelopak mata.
“Mulai tahun ini atas persetujuan dari Rektor Unnes, Persatuan Purnakarya dan Warakawuri Unnes berubah nama menjadi Persatuan Wredhatama Unnes,” kata Ketua Persatuan Wredhatama Unnes Zoedindhatro Boedi hartono, pada acara Keakraban dan Silaturahmi Purnakarya dan Warakawuri dengan Unsur Pimpinan Unnes yang diselenggarakan di auditorium kampus Sekaran Gunungpati, Rabu (4/4).
Selanjutnya pengurus akan menjadi penghubung antara anggota wredhatama dengan pimpinan Unnes agar ada kebijakan tertentu buat para pensiunan. “Pengurus akan berusaha mencari solusi bila ada para pensiunan mendapat musibah dan keperluan lainnya,” katanya seraya mengucapkan terima kasih atas perhatian pimpinan Unnes kepada para anggota Wredhatama.
Prof Sudijono dalam sambutannya mengatakan, kondisi dan keberadaan pensiunan selama ini tidak luput dari perhatian Unnes. Oleh karenanya, tidak berlebihan kalau Rektor secara khusus mengucapkan terima kasih karena kontribusi para purnakarya dengan sejumlah karyanya secara tidak langsung telah ikut andil membesarkan dan membawa nama harum Unnes dalam pengabdiannya pada dunia pendidikan di tanah air. “Program saya untuk Unnes adalah ingin melanjutkan, menyelesaikan, dan memulai, artinya melanjutkan kebijakan dari pejabat yang dulu, menyelesaikan kebijakan pejabat pendahulu yang belum selesai, dan memulai kebijakan baru,” ujarnya.
Acara yang dihadiri oleh 375 dari 495 orang purnakarya maupun parakawuri itu, tidak ubahnya menjadi ajang silaturahmi dan temu kangen kalangan mantan pejabat dan pegawai. Mereka tidak sekadar saling sapa dan menanyakan kondisi, tetapi juga bersama-sama mengenang masa lalu saat mereka masih bertugas membesarkan Unnes yang sekarang ini genap berusia 47 tahun.
Terimakasih parakawuri yg juga ikut membesarkan unnes……..pengabdianmu dicatat oleh sejarah negeri ini sehingga Unnes bisa seperti sekarang ini.
Terimakasih atas pengabdian yang luar biasa, sehingga kini siapapun yang menjadi bagian dari UNNES selalu tersenyum bangga sambil berkata pada orang-orang “Saya dari UNNES!”. Para pendahulu kami memberikan kami banyak hal yang lebih dari sekedar nama yang harus diingat.
UNNES, SUTERA!!!