Beberapa wakil dari Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah, mengunjungi universitas konservasi, Selasa (27/12). Kunjungan itu diterima Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama, Prof Fathur Rokhman dan Prof Maman Rahman di ruang Vicon gedung H lantai IV Universitas Negeri Semarang.
Beberapa pejabat dari Untad itu adalah Prof Dr Farid Mappalahere, Prof Dr Juraid MHum, dan Prof Dr Johnny Salam MH.
Dalam paparannya, Prof Fathur mengemukakan, Unnes telah mendeklarasikan diri sebagai perguruan tinggi pertama yang membebaskan 20% dari jumlah mahasiswanya bebas dari biaya kuliah. “Melalui komitmen ini, Unnes akan konsisten dan terdepan dalam hal pemberian beasiswa kepada mahasiswa berprestasi namun dari keluarga kurang mampu,” tandasnya.
Sebagai bentuk penghargaan atas upaya itu, Unnes telah menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia pada 14 November 2011, disaksikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.
Menurut Prof Fathur, beasiswa itu dapat terwujud atas topangan beasiswa Bidik Misi dari Kemendikbud serta dana setia kawan beasiswa masyarakat. “Semua ini telah tersinergi dan menjadikan Unnes universitas pertama yang melakukan hal besar ini,” ungkapnya.
Selain itu, diwakili Rektor, beberapa waktu lalu Unnes telah menerima penghargaan dari Presiden RI atas penanaman satu miliar pohon selama kurun waktu 2010. Selain konsevasi fisik seperti penanaman pohon dan pengelolaan sampah, Unnes juga telah melakukan peminimalan penggunaan kertas dan mencanangkan skripsi online sebagai upaya paperless policy.
Dalam hal nilai, Unnes telah membangun karakter mahasiswa melalui semangat keramahan, kesantunan dan keakraban. “Saya yakin mahasiswa semakin bangga dengan kampusnya ini. Visi konservasi telah terintegrasi ke semua lini,” ujarnya.
Semua hal yang dimiliki universitas konservasi ini diharap dapat menjadi pemicu Untad untuk dapat lebih berkembang. Universitas yang berdiri di Palu semenjak 1 Mei 1981 itu, berawal dari status swasta (1963-1966), periode status cabang (1966-1981), dan status negeri yang berdiri sendiri semenjak 1981.