Apabila kurikulum dimaknai dari sudut pandang yang luas maka program pendidikan di PAUD tidak hanya mengatur dan menentukan tema kegiatan belajar, tapi juga menyajikan bagaimana program pendidikan Anak Usia Dini menyediakan berbagai sarana dan fasilitas untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara wajar dan optimal, seperti tersedianya sarana bermain dan berbagai alat permainan.
“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bukan pendidikan yang berorientasi pada hasil, tapi proses pendidikan anak itu sendiri, “ tegas Kepala Subdit Pembelajaran dan Peserta Didik, Direktorat Pembinaan PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Enah Suminah MPd pada seminar nasional bertema “Kurikulum PAUD Untuk Generasi Indonesia Emas 2045” di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Pendidikan Kampus Sekaran, Rabu (22/5).
Enah menjelaskan, seorang anak belajar dari pengalaman ke konsep, dari konkret ke abstrak. Idealnya seorang anak tidak sekadar memiliki ide atau gagasan, tapi bisa menghasilkan sebuah karya meski dari kacamata orang dewasa karya yang dihasilkan itu tidak benar.
“Misalnya saat anak dilatih mewarnai gambar. Hal yang dinilai bukan pada pemilihan warna yang tepat sesuai tema gambar ataupun cara mewarnai yang benar sehingga karya yang dihasilkan benar-benar rapi, tapi yang dinilai adalah kemampuan gerak anak saat mewarnai,” jelasnya.
Seminar yang diselenggarakan oleh jurusan PAUD ini, menurut ketua panitia Henny Puji Astuti MSi diharapkan mampu memperkenalkan perspektif baru tentang implementasi kebijakan pendidikan anak usia dini, mempromosikan kurikulum PAUD 2013, dan meningkatkan profesional pendidik PAUD.
“Tidak hanya itu, dalam seminar yang diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari unsur akademisi, peneliti, pengembang kebijakan, praktisi, dan mahasiswa PAUD ini juga dapat menyatukan persepsi dalam pencapaian generasi Indonesia emas 2045,” kata Henny dalam laporannya.
Nara sumber lain pada acara ini Nila Kusumaningtyas MPd dari Himpaudi Jawa Tengah dan Ali Formen Med Dosen PGPAUD Unnes.