Semarang dan Mataram, 29 Oktober 2025 — Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Semarang (UNNES) bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Pakar bertema “Pendidikan Berkualitas Tinggi sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan.” Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom pada Rabu, 29 Oktober 2025, pukul 07.30 WIB atau 08.30 WITA, dan diikuti oleh dosen serta mahasiswa dari kedua perguruan tinggi.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kuliah pakar ini yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. “Kuliah pakar ini mengangkat isu kekinian yang sangat penting dalam menghadapi tantangan global, terutama terkait peningkatan literasi sains dan kepedulian terhadap aspek sustainability dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran fisika,” ujar Dr. Nizaar.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama dari UNNES, yaitu Dr. Ellianawati, M.Si. dan Dr. Bambang Subali, M.Si. Sebagai Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika UNNES, Dr. Bambang Subali memaparkan bahwa pendidikan berkualitas tinggi tidak hanya diukur dari capaian akademik, tetapi juga dari relevansi, keadilan (equity), dan keberlanjutan (sustainability). Ia menjelaskan bagaimana SDG 4 (Quality Education) dan Education for Sustainable Development (ESD) dapat menjadi fondasi bagi pengembangan manusia yang sadar sosial dan ekologis. “Perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai agen transformasi — tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai dan aksi nyata untuk keberlanjutan,” tegasnya.


Sementara itu, Dr. Ellianawati, M.Si. menyoroti pentingnya calon guru fisika memahami prinsip dan penerapan ESD dalam praktik pembelajaran. Ia memperkenalkan berbagai model pembelajaran seperti Project-Based Learning, Socio-Scientific Issues Approach, dan model RADEC (Read–Answer–Discuss–Explain–Create) yang dapat menumbuhkan literasi sains sekaligus kesadaran keberlanjutan. “Guru fisika masa depan harus menjadi change agent yang mampu menghubungkan konsep energi, lingkungan, dan tanggung jawab sosial,” jelasnya.
Selain itu, Dr. Ellianawati juga memperkenalkan secara singkat peran PUI PRA (Pusat Unggulan Iptek Pendidikan Ramah Anak) di UNNES, yang berfokus pada pengembangan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah anak. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini juga memberikan ruang dan dukungan khusus bagi peserta didik difabel agar dapat memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka.

Kegiatan kuliah pakar ini dipandu oleh Dr. Johri Sabaryati, M.PFis. sebagai moderator, dengan dukungan dari Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika UMMAT, Linda Sekar Utami, S.Pd., M.PFis. Acara berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang aktif berdiskusi mengenai penerapan pembelajaran fisika berbasis keberlanjutan dan ide-ide penelitian di bidang ESD. Kolaborasi antara UNNES dan UMMAT ini menjadi langkah penting dalam memperkuat jejaring akademik, mengembangkan riset bersama, dan memperluas praktik pembelajaran berbasis keberlanjutan. Kedua institusi menegaskan komitmen bersama untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan ke-4: Pendidikan Berkualitas.





