KUALA LUMPUR – Sanggar Belajar Wiradamai di Kuala Lumpur menjadi wadah pendidikan alternatif bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. Keberadaan sanggar ini membantu memberikan pendampingan belajar, sekaligus ruang kreativitas bagi anak-anak migran yang memiliki keterbatasan akses pendidikan formal. Dalam upaya peningkatan kualitas belajar anak-anak Indonesia di perantauan, tim pengabdian masyarakat FMIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES) menyelenggarakan kegiatan di Sanggar Belajar Wiradamai, Rabu (1/10). Program ini dibimbing oleh dosen FMIPA UNNES, Adi Satrio Ardiansyah, S.Pd., M.Pd., bersama tim mahasiswa.
Kegiatan pengabdian masyarakat berfokus pada pengenalan berbagai media pembelajaran kreatif berbasis permainan tradisional dan budaya lokal yang diintegrasikan ke dalam materi matematika. Media yang diperkenalkan antara lain bola bekel berhitung untuk melatih operasi hitung dasar, puzzle geometri untuk pengenalan bangun datar, ular tangga adat yang memadukan konsep bilangan bulat dengan pakaian adat Indonesia, serta grid angka 3×3 untuk melatih keterampilan konversi bilangan verbal dan numerik. Kegiatan diawali dengan sambutan dari pengelola Sanggar Belajar Wiradamai yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya program pengabdian ini. Sanggar dinilai sebagai wadah yang mampu memperkuat identitas kebangsaan anak-anak Indonesia sekaligus memberi tambahan ilmu dengan cara yang menyenangkan.


Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi pengenalan media pembelajaran oleh tim mahasiswa. Anak-anak diperlihatkan cara menggunakan setiap media, mulai dari bermain bola bekel berhitung hingga mencoba ular tangga adat. Seluruh kegiatan berlangsung interaktif dan dipandu langsung oleh mahasiswa dengan arahan dosen pembimbing. Tahap berikutnya adalah praktik bersama, di mana anak-anak memainkan media pembelajaran sambil belajar konsep matematika dasar. Suasana belajar menjadi lebih hidup karena dipadukan dengan permainan tradisional dan nuansa budaya Indonesia.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama anak-anak peserta dan tim pengabdian masyarakat. Media pembelajaran yang diperkenalkan diharapkan dapat digunakan kembali dalam kegiatan sanggar sehari-hari. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan di Sanggar Belajar Wiradamai menunjukkan bahwa pembelajaran dapat dikemas secara kreatif dengan memadukan unsur tradisi dan budaya. Program ini tidak hanya memperkaya metode belajar anak-anak Indonesia di perantauan, tetapi juga memperkuat rasa kebangsaan dan membuka peluang inovasi pendidikan di masa depan.





