Kurangnya akses kepada pembelajaran yang memadai menjadi salah satu permasalahan utama bagi anak-anak di Sanggar Belajar Sentul, Kuala Lumpur. Banyak dari mereka tidak bersekolah di sekolah formal karena kendala administrasi kewarganegaraan, meskipun masih berstatus sebagai anak Indonesia. Kondisi ini membuat minat belajar mereka berbeda dari anak-anak pada umumnya. Untuk itu, diperlukan dukungan dan inovasi pembelajaran yang mampu memantik semangat belajar sekaligus memperkuat identitas mereka sebagai warga negara Indonesia.
Sebagai bentuk kontribusi nyata, tim AksaraMatika menyelenggarakan program pengabdian masyarakat bertajuk “AksaraMatika Goes to Sekolah Indonesia Kuala Lumpur”* di Sanggar Belajar Sentul. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar matematika yang inspiratif melalui pendekatan etnomatematika, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan sekaligus mengenal budaya Indonesia.


Kegiatan ini diwakili oleh Annisa Uswatun Khasanah selaku ketua dan Ikkhil Gina Nabila selaku sekertaris AksaraMatika, didampingi dosen pembimbing Bapak Adi Satrio Ardiansyah, S.Pd., M.Pd. Kegiatan juga mendapat dukungan dari tim Lantip Internasional UNNES.
Pelaksanaan kegiatan disambut hangat oleh siswa, pengajar, dan tamu undangan, termasuk Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, serta beberapa jajaran dosen dan staf UNNES. Acara dimulai dengan penyerahan kenang-kenangan berupa media permainan etnomatematika kepada pihak Sanggar Belajar.
Adapun media pembelajaran yang digunakan berupa LKPD Bola Bekel untuk mempelajari operasi bilangan cacah, games papan ingatan sederhana untuk mengenal cara menuliskan bilangan, puzzle bangun datar bertema Pandawa Lima, serta permainan ular tangga modifikasi yang mengajarkan penjumlahan dan pengurangan sambil mengenalkan pakaian tradisional Indonesia. Melalui permainan ini, siswa diajak belajar matematika dengan cara interaktif, kolaboratif, dan menyenangkan.



Selama kegiatan berlangsung, anak-anak menunjukkan antusiasme tinggi dan bersemangat mengikuti setiap permainan. Hal ini memperlihatkan bahwa semua anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak, dan pembelajaran yang baik dapat menyesuaikan dengan latar belakang siapapun yang diajar.
Program AksaraMatika tidak berhenti sampai di sini. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di SMPN 24 Semarang, SMPN 3 Ungaran, SDN Sekaran 02, SDN Sekaran 01, dan kini menjangkau anak-anak Indonesia di luar negeri, yaitu di Sanggar Belajar Wiradamai dan Sanggar Belajar Sentul yang telah dipaparkan sebelumnya.
Melalui pengabdian ini, AksaraMatika menegaskan komitmennya bahwa pendidikan adalah hak setiap anak, dan dengan pembelajaran yang kreatif, inspiratif, serta berbasis budaya, setiap anak Indonesia dapat berkembang sesuai potensinya.





