Sungai Bengawan Solo merupakan sungai yang membentang dari provinsi Jawa Tengah hingga Jawa Timur dan melewati kawasan Kecamatan Cepu. Sungai ini menjadi sumber mata air utama bagi warga Cepu. Namun, sungai ini sering terkontaminasi limbah minyak dan industri baik dari dalam maupun luar kawasan Cepu. Limbah adalah zat sisa yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang sudah tidak terpakai dan dibuang ke lingkungan (Yusuf, 2015). Limbah minyak merupakan sisa atau buangan dari proses pengolahan, penggunaan, atau pembuangan minyak bumi dan produk turunannya. Sedangkan limbah industri merupakan sisa atau buangan dari suatu proses industri. Limbah minyak dan industri yang terdapat dalam Sungai Bengawan Solo merupakan limbah berbahaya yang bersifat toxic apabila dikonsumsi atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari warga Cepu.


Gambar1.(A) Pencemaran Limbah Minyak Sungai Bengawan Solo, (B) Pencemaran Limbah Industri Sungai Bengawan Solo
Awal mula proses pencemaran Sungai Bengawan Solo
Limbah minyak dan industri yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan di sepanjang Sungai Bengawan Solo, seperti pabrik, bengkel, dan kilang minyak yang dapat mencemari sungai tersebut. Proses pencemarannya diawali dengan pembuangan atau kebocoran limbah secara langsung ke badan sungai. Limbah minyak dan bahan kimia beracun akan terbawa arus sungai, mengendap di dasar, dan meresap ke dalam tanah. Pengelolaan limbah yang tidak memadai, baik dari segi fasilitas pengolahan maupun tingkat kepatuhan perusahaan, menjadi pemicu utama pencemaran Sungai Bengawan Solo oleh limbah minyak dan industri.
Dampak dari pencemaran Sungai Bengawan Solo
Secara ekologis, pencemaran ini dapat mengganggu dan merusak ekosistem sungai, seperti mematikan ikan dan organisme air lainnya serta menurunkan keanekaragaman hayati di sepanjang aliran sungai. Hal ini juga dapat merusak habitat bagi hewan dan tumbuhan air yang bergantung pada kesehatan sungai. Dampak terhadap kesehatan manusia juga tidak dapat diabaikan. Air sungai yang tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti diare, kolera, hepatitis, dan leptospirosis. Air sungai yang sudah tercemar juga tidak dapat digunakan untuk mandi, mencuci, atau kebutuhan rumah tangga lainnya. Mengkonsumsi ikan atau hasil perairan yang berasal dari sungai yang tercemar juga dapat membahayakan kesehatan.
Secara ekonomi, pencemaran Sungai Bengawan Solo dapat menurunkan produktivitas pertanian yang menggunakan air irigasi dari sungai, menurunkan hasil perikanan dan pendapatan nelayan, serta meningkatkan biaya pengolahan air untuk keperluan rumah tangga dan industri. Jenis mikroba berbahaya yang dapat ditemukan di sungai ini antara lain bakteri patogen seperti Escherichia coli, Salmonella, Shigella, dan Vibrio cholerae, serta virus hepatitis A dan E, serta parasit Giardialambliadan Cryptosporidiumparvum (Halim & Rahayu, 2024). Escherichia coli merupakan indikator adanya kontaminasi fekal dalam air sungai dan dapat menyebabkan diare, kolitis hemoragik, serta sindrom hemolitik uremik. Sementara Salmonelladan Shigelladapat menyebabkan infeksi
saluran pencernaan berupa salmonellosis dan disentri basiler. Vibrio cholerae dapat menimbulkan penyakit kolera yang dapat berakibat fatal.
Upaya menanggulangi pencemaran Sungai Bengawan Solo
Upaya penanggulangan pencemaran Sungai Bengawan Solo dapat dilakukan dengan memanfaatkan konsep-konsep mikrobiologi yaitu pengolahan limbah secara biologis dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme dalam menguraikan dan mendegradasi bahan organik serta menghilangkan zat pencemar dalam limbah. Teknologi pengolahan limbah secara aerob maupun anaerob dapat dimanfaatkan, dengan menggunakan bakteri, fungi, dan mikroalga sebagai agen pengurai.
Konsep bioremediasi juga dapat dijalankan dimana mikroorganisme atau tanaman digunakan untuk menghilangkan atau mereduksi zat pencemar di lingkungan, seperti minyak, logam berat, dan senyawa organik berbahaya (Aulia et al., 2023). Proses bioremediasi dalam pencemaran sungai melibatkan penggunaan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan alga yang secara alami memiliki kemampuan untuk mendegradasi berbagai jenis polutan organik maupun anorganik. Mikroorganisme ini akan mengkonsumsi bahan pencemar sebagai sumber nutrisi mereka, kemudian mengubahnya menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya seperti air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) (Jekti, 2018). Beberapa mikroorganisme bahkan mampu mengakumulasi logam berat dalam tubuh mereka, sehingga dapat mengurangi konsentrasi logam berbahaya di perairan. Dalam implementasinya, bioremediasi dapat dilakukan dengan dua pendekatan utama: in-situ dan ex-situ. Bioremediasi in-situ dilakukan langsung di lokasi pencemaran, dimana mikroorganisme ditambahkan atau distimulasi pertumbuhannya di dalam sungai yang tercemar.
Sementara itu, bioremediasi ex-situ melibatkan pemindahan air atau sedimen yang tercemar ke lokasi pengolahan khusus, dimana proses remediasi dapat dikontrol dengan lebih baik (Wijayanti & Lestari, 2017). Efektivitas bioremediasi dalam menangani pencemaran sungai sangat bergantung pada berbagai faktor lingkungan seperti suhu, pH, ketersediaan nutrisi, dan kadar oksigen terlarut. Oleh karena itu, pemantauan dan pengaturan kondisi lingkungan yang optimal menjadi kunci keberhasilan proses bioremediasi. Selain itu, pemilihan jenis mikroorganisme yang tepat sesuai dengan jenis polutan yang akan didegradasi juga sangat penting untuk memastikan efisiensi proses pembersihan. Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu edukasi dan penyuluhan terhadap masyarakat terkait bahaya pencemaran sungai oleh mikroba patogen dan melibatkan masyarakat dalam pemantauan serta pengelolaan kualitas air (Desrina et al., 2024).
Keberadaan bakteri patogen pada limbah minyak dan industri
Sungai Bengawan Solo yang tercemar oleh limbah minyak dan industri mengandung berbagai jenis bakteri patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Menurut Syofyan, 2019, bakteri-bakteri yang terkandung akan terbawa arus sungai dan mencemari air, sedimen, serta organisme air lainnya. Hal ini menyebabkan air Sungai Bengawan Solo tidak aman untuk digunakan, baik untuk keperluan sehari-hari, irigasi, maupun konsumsi ikan dan hasil perairan. Dampaknya dapat mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai ini. Oleh karena itu, pengelolaan limbah yang efektif dan pengolahan air sungai secara memadai menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi bakteri patogen dan melindungi kesehatan masyarakat.
Daftar Pustaka
Aulia, A. J., Ridwan, I., & Tambung, A. (2023). Bioremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Kadmium (Cd) dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah Tamangapa di Kota Makassar Menggunakan Saccharomyces cerevisiae untuk Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max L.). JurnalLanskapdanLingkungan (Julia), 1(2), 108-119.
Desrina, R. A., Quratuainniza, H. S., Azzahra, E. A., Sahwahita, P. N., & Telaumbanua,
K. A. (2024). PARTISIPASI KELOMPOK LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT SEKITAR SUNGAI
CISADANE MENGENAI AIR BERSIH. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 5(2), 81-90.
Halim, I. S., & Rahayu, T. (2024). Skrining Bakteri Lipolitik Pendegradasi Polystrene (PS) dari TPU Bonoloyo, TPS Makam Haji, dan Aliran Sungai Bengawan Solo. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 12(1), 1178-1193.
Jekti, D. S. D. (2018, June). Peranan Mikroba Dalam Pengelolaan Lingkungan.
In ProsidingSeminarNasionalPendidikanBiologi(pp. 1-9).
Syofyan, E. R. (2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan Pencemaran Sungai. Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa, 14(2), 39-48.
Wijayanti, T., & Lestari, D. E. G. (2017). Bioremediasi Limbah Tercemar Kadmium (Cd) Pada Perairan di Kabupaten Pasuruan Menggunakan Bakteri Indigen Secara Ex-situ. Jurnal Pena Sains Vol, 4(2).
Yusuf, W. F. Y. W. F. (2015). Media Limbah Botol Untuk Meningkatkan Pembelajaran Pai Di Ra Miftahul Khoir I Karangrejo Purwosari. JurnalAl-Murabbi, 1(1), 117- 140.
Biodata Penulis
Reno Oridilla Devareski adalah nama penulis artikel ini. Lahir di Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada tanggal 1 Juli 2005. Penulis menempuh Pendidikan mulai dari SD Negeri 6 Cepu (lulus tahun 2017) melanjutkan ke SMP Negeri 3 Cepu (lulus tahun 2020) dan SMA Negeri 1 Cepu (lulus tahun 2023), sekarang menempuh perkuliahan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prodi Pendidikan Biologi Rumpun Biologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kota Semarang. Penulis juga memiliki pengalaman mengikuti keanggotaan 2 periode OSIS di SMP, kegiatan Volunteer Climate Moving Tanam Mangrove Roeang Hidoep BEM KM UNNES di Pantai Mangunharjo, Kota Semarang dan Sekolah Legislatif Generasi II DPM KM UNNES 2024. Dalam lingkup Prodi penulis juga berpengalaman sebagai komandan tingkat Rombel Pendidikan Biologi A 2023 dalam mata kuliah Teknik dan Pengelolaan Laboratorium di Semester 1.





