Seminar Nasional IPA XV sukses diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom pada hari Sabtu, 24 Mei 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Pendidikan IPA dan Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Semarang (UNNES), bekerja sama dengan Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia (PPII). Mengusung tema “Peran Ilmu Lingkungan untuk Kecemerlangan Pendidikan Sains Menuju Indonesia Emas”, seminar ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antara pendidikan sains dan ilmu lingkungan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNNES, Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si., dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Umum PPII, Prof. Parmin, M.Pd dan Ketua Panitia, Rizki Nor Amelia, M.Pd. Kegiatan ini berhasil menarik perhatian luas dengan diikuti oleh 465 peserta terdaftar, yang terdiri dari 155 pemakalah dan 310 peserta non-pemakalah. Peserta berasal dari berbagai latar belakang profesi, termasuk mahasiswa, guru, dosen, dan praktisi pendidikan dari 13 provinsi di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi, mencerminkan antusiasme tinggi terhadap isu-isu keberlanjutan dan peran pendidikan dalam pengelolaan lingkungan.
Tiga narasumber kompeten di bidangnya turut hadir untuk membagikan wawasan dan inspirasi. Prof. Dr. Sarwanto, M.Si. dari Universitas Sebelas Maret (UNS), membuka sesi dengan memaparkan tantangan global seperti perubahan iklim dan dinamika demografi. Beliau kemudian mengulas pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, Society) sebagai kerangka integratif dalam pembelajaran IPA. Pendekatan ini menekankan keterkaitan antara ilmu pengetahuan, teknologi, masyarakat, dan lingkungan dalam merespons tantangan global secara holistik.

Sementara itu, Nathan Setyawan, M.Eng. dari Bappeda Jawa Tengah, menyampaikan materi yang sangat relevan dengan konteks daerah, yakni “Peran Solutif Pendidikan Sains dalam Penanganan Permasalahan Lingkungan dan Dampak Perubahan Iklim di Jawa Tengah.” Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi baik dosen maupun mahasiswa dengan pemerintah daerah dalam merumuskan solusi nyata. Dalam paparannya, Nathan mengusulkan berbagai bentuk inisiatif kolaboratif seperti Thematic Spasial Environmental Parenting, Sustainable Community Development Projects, serta Local Adiwiyata Schools Sisterhood yang bertujuan membina sekolah-sekolah dasar hingga menengah dalam upaya penguatan kepedulian dan tindakan lingkungan berkelanjutan.

Fidia Fibriana, Ph.D. dari UNNES, melengkapi sesi dengan membahas peran bioteknologi dalam pendidikan sains dan pengelolaan lingkungan. Ia menyoroti urgensi membumikan sains agar lebih aplikatif dan bermanfaat secara langsung bagi masyarakat. Dengan pendekatan kontekstual dan praktis, Fidia mengajak seluruh insan pendidikan untuk mendorong pemanfaatan sains dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi dan ketangguhan ekologi masyarakat.
Dengan kehadiran para pemateri yang ahli serta partisipasi aktif dari ratusan peserta, Seminar Nasional IPA XV tidak hanya menjadi ajang ilmiah, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk memperkuat jejaring kolaboratif antar pemangku kepentingan pendidikan dan lingkungan. Harapannya, kegiatan ini dapat mendorong terciptanya inovasi dalam pendidikan sains yang responsif terhadap isu lingkungan dan mampu mencetak generasi yang unggul, berwawasan lingkungan, serta siap menyongsong era Indonesia Emas yang berkelanjutan dan berketahanan iklim.





