Gagasan ini merupakan gagasan yang muncul mengacu pada kondisi perkembangan laboratorium pendidikan matematika selama ini. Lebih dari 20 tahun yang lalu, laboratorium pendidikan matematika telah menerima kunjungan dari sekolah-sekolah mulai dari jenjang TK hingga SMA. Melalui kunjungan laboratorium tersebut, siswa-siwa diajak untuk belajar menambah pengetahuan tentang matematika. Laboratorium dasar dengan berbagai alat peraga pembelajaran matematika, laboratorium pengembangan dengan media audio visual, ditunjang dengan laboratorium komputer. Salah satu unggulan laboratorium pendidikan matematika adalah keberadaan alat peraga pembelajaran matematika. Pengembangan alat peraga matematika terus dilakukan hingga saat ini melalui kegiatan penelitian-penelitian besar. Tidak hanya penelitian saja, keberadaan mata kuliah (misalnya, mata kuliah Media Pendidikan Matematika 1 dan 2 sangat mendukung munculnya ide penelitian dan pengabdian masyarakat. Melalui kegiatan tri dharma perguruan tinggi (pengajaran/perkuliahan-penelitian-pengabdian masyarakat), alat peraga-alat peraga ini bisa terus dikembangkan mengikuti perkembangan jaman. Lebih lanjut, penelitian pendidikan matematika juga sangat beragam seperti penelitian tentang model-model pembelajaran inovatif, model pelatihan guru, model pembelajaran calon guru, media visual maupun virtual yang telah banyak dilakukan oleh pada dosen di Jurusan Matematika. Selain itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti pembinaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) kepada sekolah-sekolah juga telah dilakukan oleh dosen-dosen yang memiliki kepakaran terkait. Kegiatan-kegiatan ini bukanlah kegiatan insidental, namun dapat dikatakan sebagai kegiatan terprogram dan rutin. Hasil dari kegiatan perkuliahan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sudah waktunya juga dipublikasikan dalam wujud nyata, masyarakat tidak sekedar membaca, namun dapat melihat dan melakukan secara nyata.
Objek kunjungan yang biasa disajikan adalah melihat display alat peraga (media konkret), media visual, dan virtual secara terbatas. Keterbatasan ini disebabkan karena belum adanya manajemen yang baik. Ketika ada permintaan kunjungan, ketika itu juga dipersiapkan seperti “biasanya”. Alat peraga yang telah dikembangkan tidak hanya sekedar untuk dilihat pengunjung (konsumen), namun konsumen dapat terlibat langsung dalam penggunaan alat peraga tersebut. Alat peraga yang dikembangkan tidak hanya sebatas untuk membantu siswa menemukan konsep/prinsip matematika, namun telah dikembangkan alat peraga individual maupun kelompok untuk menstimuli proses berpikir anak, bahkan mengembangkan karakter anak. Permainan Puzzle Tangram-7 tidak hanya telah diujicobakan dalam riset, namun telah diimplementasikan di masyarakat (Program CSR Petronas Carigali Muriah Ltd di Kelurahan Tanjungmas, Lab. School UNNES, Forum Anak Desa Parereja Kabupaten Brebes, Kampung Matematika Kab. Karanganyar, Sekolah Raja Perempuan Tayah Ipoh Negeri Perak Malaysia, dan SMP N 22 Semarang). Keterlibatan pengunjung (siswa-guru) dalam memanfaatkan produk alat peraga manipulatif maupun permainan sudah mulai dirintis untuk kunjungan akhir tahun 2019. Seperti halnya, APM Menara Hanoi, sebuah permainan kompetitif berkelompok yang menuntut anak untuk bertoleransi, berani mengambil keputusan dengan segera, menghargai keputusan orang lain, dan kompak.
Pembinaan OSN pada umumnya diperuntukkan kepada anak-anak spesial, sehingga bagi anak-anak yang kurang beruntung tidak lolos seleksi untuk mengikuti kelas OSN. Dengan demikian, anak-anak ini tidak akan pernah tahu apa itu OSN, seperti apa soal-soalnya, dan bagaimana proses seleksinya. Di laboratorium matematika dimungkinkan dibuat kelas simulasi OSN, atau olimpiade matematika yang secara rutin telah diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika. Setiap orang yang berminat untuk mendapatkan pengalaman, dan mengukur kemampuan dirinya dapat mengikuti simulasi kelas OSN/olimpiade matematika di laboratorium matematika. Dalam hal ini siswa dan guru juga bisa berpartisipasi aktif untuk mendapat pengalaman tersebut.
Praktik pembelajaran dengan media visual maupun virtual dapat dilakukan oleh masyarakat di laboratorium matematika. Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran yang dimaksud seperti Augmented Reality, Virtual Reality, pemanfaatan android untuk MathCityMap yang telah dikembangkan oleh Dr. rer.nat. Adi Nur Cahyono, M. Pd., sebagai hasil dari studinya di Jerman., dan masih banyak hal yang dapat dikembangkan dari potensi yang sudah ada di laboratorium matematika, maupun aktivitas mahasiswa dan dosennya.
Taman Matematika dengan Jembatan Königsberg dan Chinese Postman Problem dapat dioptimalkan baik tampilannya maupun pemanfaatan tamannya. Dengan manajemen yang baik dari Jurusan Matematika dan FMIPA, potensi yang ada ini tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk objek kunjungan sekolah yang berminat, namun dapat dipersiapkan menjadi objek yang amazing yang inovatif dan komersial.
Untuk mewujudkan gagasan Amazing Mathematics Activity Area (AMA-A), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pengakuan keberadaan dan potensi laboratorium matematika dan aktivitasnya oleh Jurusan Matematika dan FMIPA.
- Pengakuan keberadaan dan potensi tersebut oleh para dosen dan mahasiswanya, bahkan tenaga kependidikan dan cleaning service.
- Identifikasi potensi yang ada dan penaggungjawabnya.
- Terbentuknya struktur organisasi sebagai unit komersial AMA-A.
- Implementasi manajemen yang baik, sehingga menjamin pengembangan berkelanjutan dan mutu produk, termasuk dilakukan analisis SWOT untuk penyiapan eksistensi produk
- Diterbitkannya kebijakan atau peraturan terkait
Sebagai penutup dari gagasan ini, saya sampaikan bahwa Amazing Mathematics Activity Area dapat dirancang untuk memberikan pendapatan langsung maupun tidak langsung. Untuk yang tidak langsung, maka dibutuhkan pendukung lainnya.
Dr. Isti Hidayah, M.Pd adalah dosen di Jurusan Matematika yang fokus terhadap pengembangan alat peraga pembelajaran matematika. Penelitiannya telah sampai pada tahap hilirisasi industri dan kajian manajemen. Saat ini, Isti Hidayah adalah Koordinator PUI Pendidikan dan Ketua Gugus Inovasi dan Komersialisasi Pascasarjana. Di samping itu, Isti Hidayah juga menjadi reviewer program pengabdian kepada masyarakat DRPM sejak tahun 2004-sekarang, dan reviewer internal penelitian (bersertifikat Nasional) |