Universitas Negeri Semarang (UNNES) selalu berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi maksimal bagi bangsa, bagi peradaban di era yang sarat dengan tantangan, peluang dan inovasi. Era ini dikenal sebagai revolusi industri keempat ini.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum menegaskan hal itu ketika mewisuda 1.962 orang lulusan pada Wisuda periode IV tahun 2016 di Auditorium UNNES Kampus Sekaran Gunungpati, Selasa – Rabu (29-30/11). Rincian wisudawan terdiri dari 8 lulusan program Doktor, 239 lulusan program Magister, 1.681 lulusan program Sarjana dan 34 lulusan program Diploma III.
Sebaran jumlah wisudawan adalah: Pascasarjana (PPs) 247 lulusan, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 332 lulusan, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) 208 lulusan, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) 154 lulusan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 221 lulusan, Fakultas Teknik (FT) 226 lulusan, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) 170 lulusan, Fakultas Ekonomi (FE) 340 lulusan, dan Fakultas Hukum (FH) 64 lulusan.
Revolusi industri ke-empat, menurut Rektor UNNES merupakan isu besar yang sedang dan akan dihadapi oleh seluruh masyarakat dunia, tidak terkecuali UNNES sebagai perguruan tinggi yang memiliki visi berwawasan konservasi dan bereputasi internasional.
Lebih lanjut Prof Fathur mengatakan, UNNES dengan visi berwawasan konservasi dan bereputasi internasional, beserta para lulusannya harus memiliki tingkat respon yang tinggi terhadap fenomena revolusi industri keempat ini. Bentuk respon itu harus diformulasikan pada tataran ide hingga implementasi riil berupa aksi untuk terlibat aktif mengambil peran sebagai salah satu pelaku sejarah di era ini. Jargon founding father bangsa ini, “jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jasmerah)” adalah penting agar kita lebih bijaksana, namun dalam konteks ini yang jauh lebih penting adalah, “jangan sekali-kali lupa membuat/menorehkan sejarah”.
Kokoh tidaknya eksistensi kita dalam percaturan lokal dan internasional di era revolusi industri ke-empat ini akan sangat ditentukan oleh karya kita hasil perpaduan antara aspek kecerdasan, kualitas layanan dan ramah lingkungan yang layak dicatat dalam sejarah.
Tonggak-tonggak sejarah sebagai rintisan telah ditanamkan UNNES, seperti sistem remunerasi berbasis IT yang telah menjadi rujukan nasional; UNNES menjadi pioner dalam legalisasi ijazah dan tanskrip secara online; sistem manajemen surat dinas berbasis IT yang telah mendapatkan penghargaan nasional; serta sistem informasi akademik terpadu yang telah diadop sejumlah institusi pendidikan nasional.
Ke depan, karya-karya dan aksi monumental UNNES sebagai bentuk respon terhadap revolusi industri keempat harus lebih dikembangkan sampai menyentuh substansi aspek sikap dan perilaku manusianya, apalagi UNNES adalah salah satu perguruan tinggi LPTK.
Rektor berharap, bentuk respon itu harus sampai pada susunan kurikulum yang mampu meningkatkan kompetensi dan karakter lulusan. Demikian pula lulusan UNNES, dengan berbekal ilmu yang telah dimiliki harus mampu dengan cepat merespon perkembangan terkini untuk bisa sukses.
Sejumlah wisudawan menunjukkan capaian yang membanggakan pada periode ini. Mulastin yang menempuh studi pada Program Program Doktor di PPs mendapatkan IPK 3,75, Moh Taoefik(3,98) pada Program Magister, Engelbertus Nggalu Bali (3,98) pada Program Magister, Efrillya Niswantyariputri (3,88) pada Program Sarjana , dan Risma Arnitasari(3,37) pada Program Diploma.