Tema tarawih keliling ini sesungguhnya sangat menarik, yakni “Alquran Diturunkan untuk Kesejahteraan Manusia”. Namun kalau dicermati, ada sedikit kekeliruan. Kenapa keliru? Karena kalau Quran “diturunkan”, Quran tidak bisa ngapa-ngapain. Jadi, kalau Quran tidak dibaca, tidak akan berfungsi apa-apa.
Begitulah kritik Dr H Moh Arjo Imroni MAg dari IAIN Walisongo saat memberikan tausiah pada Tarawih Keliling Badan Amalan Islam (BAI) Provinsi Jawa Tengah putaran VIII di auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes) Kampus Sekaran, Senin (8/8) malam.
Bertindak sebagai imam Drs H Ahmad Anas MAg. Hadir Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, para pengurus BAI Jawa Tengah, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) Agus Wahyudin MSi, PR II Wahyono MM, PR III Prof Dr Masrukhi, para dekan, ketua lembaga, direktur pascasarjana, kepala biro, dan keluarga besar Unnes, para pejabat pemerintahan di lingkungan Jawa Tengan baik sipil maupun militer, Akademi Pelayaran, dan masyarakat sekitar.
Menurut Imroni, ada lima kunci menurut konsep Alquran cara menciptakan agar bisa hidup prima dunia akherat.
Pertama, membaca (iqra). “Bacalah atas nama tuhanmu yang telah menciptakan. Artinya, kalau masyarakat mau sejahtera, pendidikan harus kita majukan dulu. Membaca adalah sebuah aktivitas universal. Salah satu bentuk aktivitas membaca adalah secara formal melalui proses transformisi ilmu pengetahuan di sekolah, perguruan tinggi, maupun lembaga pendidikan nonformal. Karena itu, kalau Indonesia mau sejahtera maka anggaran untuk pendidikan sebagaimana amanat undang-undang, yakni 20% harus diwujudkan.”
Kedua, keluarkan masyarakat dari segala macam kegelapan. “Kembalikan mereka kepada cahaya keimanan, cahaya Alquran. Mudah-mudahan para mahasiswa yang hadir di sini suatu saat akan menjadi agen-agen pencerah masyarakat ketika mereka sudah pulang ke desa masing-masing.”
Ketiga, berbuat adil di masyarakat. “Kalau masyarakat mau sejahtera tegakkan keadilan. Saking pentingnya keadilan, dalam Alquran dikatakan ‘berlaku adillah kamu karena berlaku adil itu paling dekat dengan ketakwaan’. Coba bayangkan kalau penegak hukum ini kalah dengan koruptor, negara ini tidak akan pernah sejahtera.”
Keempat, saling menghargai, dan kelima menggunakan Alquran sebagai dasar untuk menumbuhkan kepedulian sosial.
Seperti tahun-tahun sebelumnyua, kali ini Unnes juga memberikan bantuan kepada BAI. Bantuan disampaikan PR III Prof Dr Masrukhi dan diterima oleh pengurus BAI H Suwarno. Kegiatan ini juga di isi donor darah untuk kemanusiaan.
Pada berita di atas, baris 16 tertulis alquran, seharusnya Alquran, dan pada baris 18 tertulis tuhanmu, seharusnya Tuhanmu. Mohon lebih cermat dalam menuliskan kedua hal tersebut. Kita tahu bahwa tuhan dan Tuhan sangatlah berbeda. Semoga website kita ini semakin meningkat peringkatnya. Amin.
Terima kasih (trima kasih, yang betul yang mana ya….) Bu Sri Rejeki…. Salam Konservasi.
tepat sekali..pdhl mudah u d lakukan tp org2 sekarang knp sulit menjalankan