Menteri Kebudayaan Fadli Zon membuka kegiatan Lokovasia di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Jumat (24/10). Kegiatan bertajuk Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia ini merupakan program dari Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Yayasan Musike SJ.
Kegiatan Lokovasia tahun ini merupakan penyelenggaraan ketiga dan menjadi bagian dari rangkaian Bulan Bahasa dan Seni UNNES. Peserta tidak hanya berasal dari Semarang, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Bali, Banyuwangi, dan Yogyakarta, yang menunjukkan semangat kebinekaan dan keterhubungan lintas daerah dalam memajukan musik tradisi.
Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada UNNES atas komitmennya dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Ia menyebut UNNES sebagai universitas yang konsisten menjadikan nilai-nilai konservasi dan pelestarian budaya sebagai roh akademik dan sosial.
“Saya sangat senang dapat hadir di Universitas Negeri Semarang dalam pembukaan Lokovasia. Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk menghidupkan ekosistem musik tradisi, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, serta memperkuat relevansi musik tradisi di tengah perkembangan zaman,” ujar Menteri Fadli Zon.
Ia menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menjaga keberlanjutan budaya melalui proses institusionalisasi pengetahuan.
“Ke depan, kampus diharapkan dapat melahirkan program studi yang lebih spesifik, seperti musik tradisi, pencak silat, atau seni pertunjukan lokal lainnya. Pengetahuan dan keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjaga kesinambungan budaya kita,” tambahnya.
Sekretaris Universitas, Prof. Sugianto, mewakili Rektor UNNES dalam sambutannya menyatakan bahwa kehadiran para tokoh nasional dan internasional dalam Lokovasia menjadi kebanggaan bagi UNNES karena menunjukkan kepercayaan terhadap peran universitas dalam pelestarian budaya.
“Kegiatan ini memiliki peran penting sebagai jembatan dalam mengonservasi nilai-nilai tradisi melalui inovasi. Konservasi menjaga apa yang telah ada, sementara inovasi membuka ruang dialog baru bagi musik tradisi agar terus hidup dan berkembang,” ungkap Prof. Sugianto.
Ketua Lokovasia, Setyawan Jayantoro, menjelaskan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh pemikiran kritis terhadap implikasi globalisasi terhadap pelestarian musik tradisi Indonesia. Menurutnya, dibutuhkan kesadaran holistik agar musik tradisi tetap hidup dengan akar yang kokoh namun relevan lintas generasi. Lokovasia menjadi ruang dialog kreatif yang mempertemukan pelaku seni, akademisi, dan masyarakat dalam upaya menjaga kesinambungan budaya melalui konservasi dan inovasi.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Wali Kota Semarang Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S., M.M., perwakilan Gubernur Jawa Tengah, Staf Khusus Menteri Bidang Protokol, Ketua BPK Wilayah X, serta mentor Lokovasia Dieter Mack, Dewa Alit, dan Otto Sidarta.
Kehadiran para tokoh tersebut semakin menegaskan peran UNNES sebagai universitas konservasi yang berkomitmen menghidupkan kembali nilai-nilai budaya bangsa melalui pendidikan, riset, dan inovasi.




