Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Prof Mohamad Nasir PhD kunjungi stand Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Pameran Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) di Ballroom Crowne Plaza Hotel Selasa, 12-13 Oktober 2015.
“Produk jangan hanya berhenti di riset saja, tidak cukup menjadi prototype saja, namun produk itu harus bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Menristekdikti usai membuka pameran.
Prof Nasir menyampaikan perguruan tinggi nantinya bisa bekerja sama dengan Balitbangda setempat untuk mendiseminasi hasil penelitian itu pada dunia usaha. “Kalau sudah didiseminasi terhadap dunia usaha, bagaimana bentuknya? Apakah badan usaha kecil atau koperasi? Kami tadi sudah bekerja sama dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM),” katanya.
“Tingkat kesiapan hasil penelitian yang akan diindustrikan dapat dilihat melalui TRL (Technology Readiness Level), dimana TRL dapat diartikan sebagai indikator yang menunjukkan seberapa siap suatu teknologi dapat diterapkan atau diadopsi oleh pengguna atau calon pengguna” lanjut Prof Nasir.
Penelitian inovatif yang dihasilkan apabila sudah mencapai TRL level 9, maka hasil penelitian tersebut dapat diindustrikan. “Namun, kalau penelitian yang dilakukan masih pada tahapan-tahapan awal, harus ada penelitian lebih lanjut untuk meningkatkannya pada tahapan inovatif,” tambahnya.
Pameran diikuti belasan perguruan tinggi menampilkan produk-produk unggulan. Dalam pameran tersebut, LP2M Unnes menampilkan beberapa hasil riset dan pengabdian unggulannya, antara lain sipaktani.com (sistem informasi produk dan komoditas pertanian), handmade berbahan baku gulma dan limbah, batik mangrove dan tepung umbi.
(Ariyani Widyastuti/LP2M)