Tradisi mandiri yang sudah ada di pondok pesantren (Ponpes) perlu dikombinasikan dengan keterampilan teknis, agar lulusannya nanti mampu hidup mandiri dengan bekal keterampilan teknis yang dimilikinya.
Demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh pada Koordinasi dan Sarasehan SMK Pesantren se-Jawa Madura di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin di Desa Balekambang, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, Sabtu (8/5) malam.
Sarasehan dihadiri KH M Ma’mun Abdullah ZA pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Bupati Jepara KH Ahmad Marzuki SE, Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Fathur Rohman Mhum,Dekan Fakultas Teknik M Harlanu, Supraptono (PD III FT), Abdurrohman (Sekretaris LP 3 Unnes, Kabag Kerjasama Supaat, Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang diwakilkan, Rektor IAIN Wali songo dan seratusan kepala sekolah dan pengurus yayasan SMK berbasis pesantren se-Jawa Madura.
M Nuh juga mengemukakan, pengembangan SMK berbasis ponpes merupakan salah satu upaya membekali anak usia produktif supaya mampu bersaing. Jika lulusan ponpes memiliki keterampilan teknis dan jiwa mandiri diharapkan bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dengan baik. Sebaliknya jika tidak dilengkapi dengan keterampilan teknis, dikhawatirkan akan menjadi beban masyarakat.
Dia, juga mengatakan, pengelolaan SMK dengan model ponpes juga memiliki lulusan terbaik dan menurut pengakuan Pengasuh Ponpes Roudlotul Mubtadiin KH M Ma’mun Abdullah sudah ada 100 siswa lulusannya di terima di Unnes melalui beasiswa Bidik Misi yakni bebas membayar biaya kuliah sampai lulus dan tiap bulan mendapatkan biaya kebutuhan hidup sebesar Rp 600 ribu, tegasnya.
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman disela-sela Sarasehan menjelaskan, Unnes sudah menjalin kerjasama dengan SMK berbasis Pesantren se Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai perguruan tinggi berperan melakukan pendampingan dan kontrol pendidikan secara berkesinambungan, katanya.
Mohon dicermati redaktur: ….. Supraptono (PD I FT)
semoga lancar dan berhasil