Sebanyak 19 mahasiswa Universitas Negeri Semarang akan mengikuti Lomba Nembang Macapat dan Pidato Berbahasa Jawa tingkat nasional di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, 2—3 Mei 2018. Mereka berpamitan kepada Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dr Bambang Budi Raharjo MSi di Rektorat kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jumat (27/4).
Dalam arahannya, WR III mengatakan mahasiswa menjadi bagian penting dari reputasi kampus. Pretasi yang ditorehkan, baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional, menjadi bukti jika mahasiswa aktif berkegiatan secara positif. Selain itu, prestasi juga menjadi bukti jika pembimbingan di kampus berjalan dengan semestinya. Prestasi itu pun bisa dalam bentuk akademik maupun non-akademik.
Namun, Bambang juga mengatakan jika citra buruk kampus juga ditentukan oleh mahasiswa. Ia mencontohkan jika ada mahasiswa yang bertindak melanggar hukum, maka kampus juga akan kena getahnya. “Pemberitaan pasti akan menyinggung mahasiswa kuliah di mana,” ujarnya.
Delegasi UNNES untuk dua lomba di UNS terdiri atas 12 mahasiswa untuk lomba macapat dan 7 mahasiswa untuk pidato berbahasa Jawa. Beberapa minggu ini mereka telah berlatih intensif didampingi oleh Indrawan Nur Cahyono (Sendratasik FBS), Suhasto (dosen luar biasa FBS), Widodo (Sastra Jawa FBS), dan Didik Supriadi (Pendidikan Bahasa Jawa FBS).
Bambang mendorong mahasiswa agar terus meningkatkan prestasi. Kampus terus mendorong dan memfasilitasi agar prestasi itu terus meningkat. Bambang mencontohkan, wujud penghargaan bagi peraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) setara dengan skripsi. Selain itu, matakuliah yang terkait mesti mendapat nilai A.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan berprestasi telah menjadi tradisi bagi civitas akademika di kampus Berwawasan Konservasi dan Bereputasi Internasional ini. Ia mengatakan mutu dan keunggulan kampus mesti didorong dari prestasi segenap warga di dalamnya. Pada era disruptif, perguruan tinggi tak lagi melihat sekat geografis sehingga menjadi bagian dari masyarakat internasional adalah keniscayaan. Untuk itu, menurut Rektor, pengembangan keilmuan mesti dibingkai dalam spirit internasionalisasi.
Arum luhuring pawiyatan ing astanira.