Penurunan kualitas udara di berbagai kota di Indonesia kini semakin memprihatinkan. Salah satu faktor penurunan kualitas udara tersebut disebabkan oleh polusi kendaraan bermotor seperti penggunaan sepeda motor.
Saat ini bahan bakar bensin yang dijual di pasaran memiliki nilai oktan rendah yang dapat menurunkan performa mesin dan mengandung banyak zat kimia berbahaya yang membahayakan lingkungan dan bersifat karsinogenik.
Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) membuat inovasi dengan membuat bioaditif sebagai campuran bensin yang berasal dari limbah kulit jeruk bali yang melimpah.
Limbah kulit jeruk bali mengandung senyawa limonene dan b-myrcene yang diduga dapat meningkatkan nilai oktan dan performa mesin melalui reaksi dengan senyawa bensin. Keunggulannya karena menggunakan metode ekstraksi terkini berupa Ultrasound Assisted Extraction (UAE) yang menyebabkan bioaditif yang dihasilkan bersifat nano dan lebih mudah tercampur saat diaplikasikan pada bensin.
Tim PKM-RE UNNES dalam kegiatan ini adalah Muhammad Abdul Jabar (Prodi Biologi), Sisilia Prita Dewi Purnamaningrum (Prodi Biologi), Nur Khofifah Dwi Akmaliyah (Prodi Kimia), Muhammad Arifian Rifa’I (Prodi Pendidikan Teknik Otomotif), dan Maulana Dzaki Munawar (Prodi Teknik Kimia).
Mereka dibimbing oleh Talitha Widiatningrum, M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing.
Sampai saat ini, kegiatan tim PKM-RE ini masih terus berjalan dan sudah pada tahap uji. Dibuktikan bioaditif yang dihasilkan dapat menurunkan emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor.
Kegiatan tim PKM ini masih akan terus berlanjut dan nantinya diharapkan bioaditif yang dihasilkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk menekan polusi udara yang disebabkan oleh sepeda motor.
Kegiatan tim PKM ini dapat dipantau melalui akun Instagram mereka, yakni @pkm_bioaditif.