Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Nisan Setiadi SE menegaskan, mahasiswa UNNES dan mahasiswa yang lainnya menjadi bagian penting dalam strategi pentahelix Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu dalam melawan terorisme dengan menjadi duta damai, dalam acara dialog pelibatan civitas akdemika melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah di Kampus Universitas IKIP Veteran Semarang, Kamis (22/12).
“Ini sangat pas dengan strategi BNPT untuk melibatkan komunitas generasi muda dalam upaya mengurangi ekstremisme dan terorisme dengan membangun narasi perdamaian, di mana BNPT dalam penanggulangan terorisme berpijak pada kebijakan pentahelix yang melibatkan multipihak,” terang Maira Himadhani ST MSc Subkoordinator Partisipasi Masyarakat BNPT.
Prof Dr Musdah Mulia dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta yang hadir sebagai narasumber menyampaikan “butuh aksi kongkrit dalam pencegahan terorisme di Kampus yaitu mendorong negara dan pemuka agama, mendorong pemerintah, mendorong pelaku ekonomi dan mendorong masyarakat luas untuk bersikap kritis dan berpartisipasi diruang public dan aktif menegakan budaya damai menuju Indonesia yang maju dan sejahtera”
Sebagai generasi cerdas teknologi dan memiliki kreativitas serta inovasi yang luar biasa, mahasiswa mampu menjadi ujung tombak dalam upaya penanggulangan ekstremisme dan radikalisme di tengah gempuran hoax, ujaran kebencian, dan narasi radikal di dunia maya, terang Rudi Salam SPd MPd yang memimpin 50 mahasiswa UNNES melaksanakan dialog dengan 500 mahasiswa lainnya.
Pencegahan terorisme di kampus membutuhkan generasi muda yang cerdas teknologi, visioner kreatif, inovatif dalam membuat konten di dunia maya, dan keberadaan Duta Damai Dunia Maya, agar dapat memberikan kontranarasi yang bisa memengaruhi lingkungannya, jelas Johan Sutarjo, salah satu mahasiswa duta damai dari Universitas Negeri Semarang.