Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (FBS Unnes), menggelar lomba dolanan tradisional, Kamis (8/5), di kampus Sekaran.
Kegiatan itu sebagai upaya menggalakkan kembali dolanan tradisional yang pada era modern ini dipandang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak dan generasi muda.
Menurut Ketua Hima Akbar Aminudin, selain sebagai upaya merevitalisasi dolanan tradisi, kegiatan yang merupakan bagian dari Pekan Olahraga dan Seni Antar-Semester ini juga mengajak mahasiswa untuk lebih mengenal dan mengembangkan berbagai jenis dolanan tradisi.
“Dolanan anak yang akan dimainkan adalah gobak sodor, bentengan, dan tarik tambang,” ujar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa semester IV itu.
Akbar mengatakan, ratusan mahasiswa terlibat dalam kegiatan itu. Mereka terbagi atas beberapa tim yang akan bertanding dengan sistem gugur. “Ini merupakan agenda rutin tahunan yang digelar Hima. Tahun ini antusiasme mahasiswa untuk mengikuti lomba dolanan tradisi meningkat dari tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Selain dolanan tradisional, perlombaan lain terkait seni dan budaya tradisi yang sudah dimulai sejak Senin (5/5) adalah membaca dan menulis geguritan, menulis syair tembang dan nembang macapat. Puncaknya akan ditutup pada Jumat (9/5), yang beragendakan final dan pemberian hadiah.
Pendidikan Karakter
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Unnes, Yusro Edy Nugroho, mengatakan dolanan tradisional mengandung nilai pendidikan karakter yang penting bagi generasi penerus bangsa. “Mahasiswa sebagai penerus peradaban sudah selayaknya paham betul akan budayanya,” kata Yusro.
Degradasi moral, menurut Yusro, selain terjadi karena kurangnya perhatian yang intens oleh orang tua dan modernisasi yang tidak terbendung, juga karena rasa kurang memiliki terhadap aspek budaya bangsa. Dalam dolanan tradisional, kata Yusro, terdapat prinsip kerja sama dan gotong royong yang terbungkus permainan.
“Karena itu, Unnes sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di Jawa Tengah terus berupaya menggalakkan pendidikan karakter para mahasiswanya. Salah satunya dengan melibatkan mereka dalam acara semacam ini,” kata dia.
Yusro berharap jika kegiatan ini dapat menjangkau peserta yang lebih luas. “Ke depan, mungkin bisa dalam tataran universitas dengan melibatkan antar-fakultas yang ada di Universitas Konservasi hingga antar-perguruan tinggi,” harapnya.
Saya mendukung usaha mahasiswa UNNES menggalakkan Dolanan Tradisional. Tetapi saya berharap agar ditampilkan lebih banyak lagi macam-macam Dolanan Tradisional, tidak hanya yang bersifat pertandingan, tetapi juga yang bersifat seni (ada unsur tembang dan dialog), bersifat ketrampilan, olah raga, maupun kreatifitas. Saya telah menulis beberapa cerita bertema dolanan tradisional yang akan diterbitkan Penerbit Galangpress Yogyakarta. Sebagian sudah saya upload di exnim.com silakan dilihat. Terima Kasih.