SEMARANG – Menristekdikti launching dan product expose hasil diseminasi penerapan tekonologi tepat guna UNNES di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah pada Rabu (2/1). Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerjasama Kemenristekdikti – LPPM UNNES, dan PWNU Jawa Tengah.
Menurut Menristekdikti Mohamad Nasir, Riset seperti pembuatan alat teknologi tepat guna perlu dilakukan guna kemaslahatan masyarakat. Hasil penelitian yang selama ini tidak terjangkau oleh masyarakat harus semaksimal mungkin bermanfaat bagi masyarakat di berbagai bidang teknologi.
“Riset itu tidak ada manfaatnya kalau masyarakat tidak bisa menikmati. Buat apa riset yang sudah tinggi-tinggi tetapi tidak bisa dinikmati oleh masyarakat.” ungkapnya di kantor PWNU Jawa Tengah, 2 Januari 2019.
Pada kegiatan ini, Tim LPPM UNNES seminasikan beberapa teknologi tepat guna antara lain teknologi alat bakso otomatis hybrid (Kab. Semarang), aplikasi alat pembuatan telur asin Instant Under Pressure Salted Egg/ UPSE (Kab. Magelang), bio briket sampah organik (Kab. Magelang), pasca panen bawang merah (Kab. Demak), pakan ternak ruminansia complete feed green syntesys (Kab. Boyolali), teknologi konverter kit mesin BBG gas LPG kapal nelayan (Kota Semarang), alat pembuatan bandeng duri lunak (bandeng presto) LTHPC/ Low Temperature High Pressure Cooker ( Kab. Kendal), teknologi budi daya dan pascapanen cabai (Kab. Tuban).
Selanjutnya Rektor UNNES Fathur Rokhman mengungkapkan, pemanfaatan teknologi tepat guna oleh masyarakat perlu pendampingan dan monitoring hingga masyarakat benar-benar memperoleh manfaat yang besar dari teknologi tersebut.
Selain itu, kegiatan ini disertai dengan pembinaan dan kelas motivasi santripeneur bagi para santri di Kota Semarang oleh Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Dimyati. Menurutnya, berwirausaha sangat penting guna meningkatkan kemandirian dan pendapatan bagi para santri setelah lulus dari pondok pesantren.
“Aktivitas yang dilakukan perguruan tinggi ini diharapkan tidak hanya menghilangkan citra bahwa perguruan tinggi itu seperti menara gading, tapi juga mendorong anak-anak muda untuk bisa mandiri dalam berwirausaha.” ungkap Mohammad Dimyati di kantor PWNU Jawa Tengah.