Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) bersama Kemenkop UKM, menggelar kegiatan ‘Demo Day’, dalam upaya menarik investor bagi usaha rintisan dan UMKM. Dengan tema “Connecting Founders and Funders”, sebanyak 18 peserta mempresentasikan produk dan aplikasi mereka ke para investor dari dalam dan luar negeri yang turut hadir baik secara luring maupun daring.
Acara ini dibuka langsung oleh Christina Agustin, A.Pi., M.M., selaku Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kemenkop UKM RI dan dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi & Sistem Informasi, Ketua LPPM UNNES, di Khas Hotel Semarang pada Selasa (27/9/2023).
Christina Agustin Asisten Deputi pengembangan teknologi informasi dan inkubasi usaha dari Deputi bidang kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM menyampaikan Demo Day ini adalah puncak dari seluruh rangkaian inkubasi pengusaha pemula (startup).
Harapannya adalah startup yang diinkubasi ini betul-betul menjadi CEO founder yang handal, karena harapannya usaha dirintis akan tumbuh stabil dan berkelanjutan.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi & Sistem Informasi, Dr. Ngabiyanto, M.Si sangat bangga sekali mendapat kepercayaan dari kementerian koperasi dan UKM untuk malaksanakan kegiatan ini dan kegiatan ini tentunya akan memberikan dampak yang positif untuk perekonomian di Semarang khususnya dan Provinsi Jawa Tengah.
Ir. Siti Azizah, MBA, Deputi Bidang Kewirausahaan melalui zoom menyampaikan acara Demo Day ini merupakan tahap puncak dari kegiatan peningkatan kapasitas Startup Festival Collaboration 2023.
“Saya berharap Pusat Inkubator Bisnis UNNES dapat memprestasikan keunggulan dari bisnis yang mereka miliki, serta mendapatkan peluang usaha dengan para mitra. Setelah Demo Day menjadi komitmen kami untuk terus mendampinggi para startup binaan program ini dan kami akan terus berusaha menghubungkan para startup dengan berbagai stakeholder mulai dari infestor, aggregator, perbankan, hingga perusahaan besar baik didalam maupun luar negeri.” pungkas Azizah.
Diketahui 18 peserta tersebut merupakan UMKM dan usaha rintisan, yang mendapat pendampingan dari LPPM Unnes dan Kemenkop UKM.
Mereka mendapat pendampingan dan pelatihan sesuai kebutuhan mereka agar bisa bertumbuh memperluas jangkauan usaha.
Termasuk dari sisi permodalan atau investasi, dengan menggandeng investor dari dalam dan luar negeri.
“Para investor yang didatangkan bukan hanya dari Indonesia,namun juga dari luar negeri seperti Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Mereka ini hadir secara daring, yang nantinya bisa melihat langsung proses Demo Day ini,” papar Ketua Inkubator Unit Bisnis LPPM Unnes Dr Margunani, disela kegiatan.
Dijelaskan, sebanyak 18 bisnis rintisan dan UKM ini merupakan pilihan atau hasil seleksi dari puluhan peserta lainya.
Pihaknya berharap dengan adanya Demo Day tersebut, mampu menarik minat investor untuk berinvestasi.
“Ya, kalau untuk usaha UMKM bisa dibilang permodalan, karena biasanya usaha rintisan yang memiliki produk fisik seperti UMKM masih alergi dengan investor. Mereka biasanya inginnya pinjaman lunak, makanya di sini juga kami undang pihak perbankan,” tambahnya.
Sementara itu, untuk para start-up lebih memilih investor untuk mengembangkan aplikasi mereka.
“Puncak hari acara hari ini adalah bagaimana para pebisnis rintisan ini meyakinkan bahwa produknya itu layak untuk didanai apakah itu dalam bentuk pinjaman atau investasi,” tambahnya.
Apresiasi pun disampaikan peserta Demo Day. Salah satunya dari usaha rintisan start-up Produk VIP, yang bergerak dibidang dropshiper produk. Perwakilan Produk VIP, Daffa, menyebutkan jika nantinya pendanaan investor akan digunakan untuk melebarkan pasar dan mengembangkan aplikasi.
“Saat ini kami masih berbasis website meski sudah berjalan dua tahun, kami ingin mengembangkan jadi aplikasi di play store dan iOS,” imbuh Daffa.
Ia menjelaskan start-up produk VIP adalah platform dropship produk best seller.
“Member produk VIP nantinya bisa menjadi dropshiper dengan menjualkan produk-produk yang ada tanpa harus membeli dahulu barang modal. Setiap produk yang terjual member akan mendapatkan komisi. Kita juga sudah ada banyak produk yang bergabung, jadi nanti member bisa memilih langsung produk yang diinginkan,” tandasnya.
Sebelumnya, total ada 54 kelompok yang mendaftar program dari Kemnekop UKM yang berkolaborasi dengan LPPM Unnes tersebut.
Jumlah tersebut terus diseleksi hingga didapatkan 18 terbaik yang mendapat pendampingan.