Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (UNNES) terus memperkuat peran diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional. Dalam kunjungannya ke Nagoya University of Economics (NUE), Jepang, delegasi FBS UNNES menggelar serangkaian kegiatan seni budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara dan memperluas kerja sama pendidikan global pada Senin, (30/6/2025).
Kegiatan yang berlangsung meriah ini mencakup presentasi budaya Indonesia, pentas Tari Bali, pertunjukan Tari Roro Ngigel dari Jawa Tengah, serta workshop angklung interaktif yang diikuti oleh mahasiswa dan peserta lokal lintas usia. Acara ini menjadi wujud nyata UNNES dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 4 (Pendidikan Berkualitas), poin 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), dan poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Delegasi UNNES dipimpin oleh Heni Hernawati selaku koordinator, bersama tim yang terdiri dari Usrek Tani Utina, Dwi Puji Asrini, Siti Aesijah, dan Setyani Wardhaningtyas. Dalam keterangannya, Heni menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang dengan pendekatan partisipatif.
“Melestarikan budaya bukan hanya soal menjaga masa lalu, tapi juga mengedukasi generasi masa depan agar lebih sadar dan bangga terhadap identitasnya,” ungkapnya.
Dalam sesi workshop angklung, peserta diajak memainkan lagu-lagu sederhana dengan alat musik bambu khas Indonesia. Interaksi lintas budaya ini tidak hanya meningkatkan pemahaman musikal, tetapi juga mempererat hubungan emosional antarmasyarakat.
Pentas Tari Bali memukau penonton dengan kekuatan ekspresi dan detail geraknya, sementara Tari Roro Ngigel menampilkan keanggunan kolaborasi gaya Jawa dan Yogyakarta yang kaya nilai filosofis. Kedua pertunjukan ini mendapat sambutan hangat dan menjadi sarana edukatif yang memperkenalkan ragam ekspresi seni Indonesia di mata internasional.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara FBS UNNES dan Nagoya University of Economics. Dalam sambutannya, Noriji Saakura, Direktur Center for International Affairs NUE, menyatakan bahwa kolaborasi ini membuka ruang baru bagi pertukaran makna dan nilai lintas bangsa.
“Culture exchange seperti ini tidak hanya membangun pemahaman seni, tetapi juga memperluas cakrawala kerja sama dalam pendidikan, pariwisata, dan diplomasi kultural,” ujar Noriji.
Sementara itu, Rektor NUE, Saburo Haruo, menegaskan pentingnya penguatan kerja sama jangka panjang. Ia menyoroti perlunya peningkatan kapasitas dalam pengelolaan seni pertunjukan yang meliputi perencanaan produksi, manajemen panggung, strategi promosi, hingga pengelolaan waktu.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak dan antusiasme peserta, kegiatan ini menjadi contoh nyata bahwa budaya lokal Indonesia memiliki kekuatan global untuk menyatukan, mendidik, dan menginspirasi dunia. UNNES berharap, sinergi ini dapat terus ditindaklanjuti dalam bentuk kolaborasi akademik dan budaya yang berkelanjutan.




