Lewat Tulisan, Serukan Waspada Konsumerisme

Hobi menulis tidak hanya membuahkan rasa senang. Bagi beberapa orang, menulis dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Rahmat Petuguran, melalui buku Melawan Kuasa Perut, salah satunya. Melalui tulisan ia mengajak pembaca mewaspadi konsumerisme.

Apa yang berbahaya pada konsumerisme? Bagi dosen Bahasa Indonesia Unnes ini, bahaya konsumerisme tidak hanya terlihat di luar. Ia melihat adanya ketidakseimbangan relasi antara masyarakat dengan institusi kapital. Masyarakat cenderung mengamini doktrin konsumtif institusi kapital. Dengan mekanisme sosial tertentu, kesadaran publik direkayasa agar selalu pasrah menjadi konsumen.

“Nah, buku Melawan Kuasa Perut berisi uraian reflektif tentang kondisi yang tidak seimbang itu. Kian hari, manusia kian menuruti kehendak perutnya. Manusia cenderung mengabaikan nilai-nilai yang hidup dalam ingatan batinnya, supaya bisa memuaskan perut. Perut adalah semacam idiom, representasi dari kehendak lahiriah yang tiada habisnya,” terang Rahmat pada acara softlaunching bukunya, Kamis (29/5) di Sekaran.

Soal pembentukan identitas masyarakat sebagai konsumen, ia mencontohkan, dilakukan melalui instrument sosial. Ada beragam instrument, seperti mitos, iklan, bahasa, dan citraan.

“Bahasa alay, misalnya, itu tidak lahir dengan sendirinya. Saya membaca , itu bagian dari rekayasa sosial yang disponsori institusi kapital. Dengan memperkenalkan ragam bahasa itu, mereka ingin membantuk identitas anak muda Indonesia yang labil, kekanak-kanakan, dan mudah terpengaruhi. Sasran akhrinya apa? Remaja kita mudah dijadikan sasaran pasar bagi produk-produk yang mereka tawarkan,” katanya.

Sebagai penulis, Rahmat mengakui, ia memiliki ketertarikan pada hal-hal sederhana di sekelilingnya. Dari hal sederhana itulah, ia menemukan makna lain di balik sesuatu yang tampak. Orang-orang yang nonton televisi, misalnya, adalah hal sederhana. Namun ia justru menangkap ada persoalan di sana.

“Nonton televisi adalah praktik kultural. Ada transfer nilai dari produsen tayangan kepada penonton. Pola dan motifasi yang melibatkan produsen dan penonton bisa dibaca. Kebanyakan bermotif kapital,” lanjutnya.

Pada buku yang sama, lebih spesifik Rahmat mempersoalkan kuis di televisi. Menurutnya, acara kuis yang menawarkan hadiah besar telah memanipulasi kesadaran publik bahwa untuk kaya tidak perlu bekerja keras. Melalu kuis, televise mendidik adanya jalan pintas untuk sejahtera.

“Cuma dengan joget-joget saja bisa dapat puluhan juta. Tinggal pilih kotak atau tirai bisa dapat sepeda motor. Ideology “kaya cepat” seperti ini bahaya kalau terus menerus dikonsumsi masyarakat. Lama-lama akan mengendap dan menjadi nilai yang akuisisi masyarakat,” katanya.

Sikap Rahmat dibaca profesor antropologi seni Unnes Prof Dr Tjetjep Rohendi sebagai sikap kebudayaan perlawanan. Menurutnya, sebagai aktor kebudayaan, Rahmat memosisikan diri sebagai wakil kalangan muda miskin yang galau terhadap berbagai fenomena sosial di sekitarnya.

“Ia risu melihat perkembangan teknologi yang demikian cepat. Di sisi lain, masyarakat dan kebudayaan terseok-seok mengikuti perkembangan itu. Dengan dampak kesenjangan yang semkain lebar antara system nilai dengan keterbukaan tanpa batas, batas moral menjadi longgar dan batasan pribadi dipertanyakan,” katanya.

Lanjut Prof Tjetjep, di balik semua itu, Rahmat melihat merasakan ada kekuasaan dan ideology yang menekan masyarakat, yakni ideology kapital.

“Dengan tegas, Rahmat menyampaikan semua itu melalui tulisan yang merefleksikan cara pandangnya. Tulisan menjadi sarana perlawanannya karena ia yakin lebih demokratis dan berdampak lebih besar,” katanya.

 

Related Posts

Leave a Reply

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

GDPR

  • Privacy Policy

Privacy Policy

Who we are

Our website address is: https://unnes.ac.id.

Comments

When visitors leave comments on the site we collect the data shown in the comments form, and also the visitor’s IP address and browser user agent string to help spam detection.

An anonymized string created from your email address (also called a hash) may be provided to the Gravatar service to see if you are using it. The Gravatar service privacy policy is available here: https://automattic.com/privacy/. After approval of your comment, your profile picture is visible to the public in the context of your comment.

Media

If you upload images to the website, you should avoid uploading images with embedded location data (EXIF GPS) included. Visitors to the website can download and extract any location data from images on the website.

Cookies

If you leave a comment on our site you may opt-in to saving your name, email address and website in cookies. These are for your convenience so that you do not have to fill in your details again when you leave another comment. These cookies will last for one year.

If you visit our login page, we will set a temporary cookie to determine if your browser accepts cookies. This cookie contains no personal data and is discarded when you close your browser.

When you log in, we will also set up several cookies to save your login information and your screen display choices. Login cookies last for two days, and screen options cookies last for a year. If you select “Remember Me”, your login will persist for two weeks. If you log out of your account, the login cookies will be removed.

If you edit or publish an article, an additional cookie will be saved in your browser. This cookie includes no personal data and simply indicates the post ID of the article you just edited. It expires after 1 day.

Embedded content from other websites

Articles on this site may include embedded content (e.g. videos, images, articles, etc.). Embedded content from other websites behaves in the exact same way as if the visitor has visited the other website.

These websites may collect data about you, use cookies, embed additional third-party tracking, and monitor your interaction with that embedded content, including tracking your interaction with the embedded content if you have an account and are logged in to that website.

Who we share your data with

If you request a password reset, your IP address will be included in the reset email.

How long we retain your data

If you leave a comment, the comment and its metadata are retained indefinitely. This is so we can recognize and approve any follow-up comments automatically instead of holding them in a moderation queue.

For users that register on our website (if any), we also store the personal information they provide in their user profile. All users can see, edit, or delete their personal information at any time (except they cannot change their username). Website administrators can also see and edit that information.

What rights you have over your data

If you have an account on this site, or have left comments, you can request to receive an exported file of the personal data we hold about you, including any data you have provided to us. You can also request that we erase any personal data we hold about you. This does not include any data we are obliged to keep for administrative, legal, or security purposes.

Where your data is sent

Visitor comments may be checked through an automated spam detection service.