Masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia berada di pundak mahasiswa. Sebab, para mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa. Maka, mendorong mahasiswa agar terus belajar sama artinya dengan mendorong kemajuan Indonesia. Selama ini Indonesia yang kaya akan sumber daya alam sengaja dihambat agar tidak boleh maju.
Panglima Kodam (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo mengatakan hal itu ketika memberi kuliah umum pada 1.200 mahasiswa bidikmisi Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Auditorium kampus Sekaran, Rabu (24/9).
Orang nomor satu di jajaran TNI Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini juga menegaskan, mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa harus mewaspadai strategi proxy war (perang boneka) atau perang antara dua pihak yang menggunakan peran pengganti.
Kini, proxy war menjadi ancaman serius bagi kedaulatan NKRI, “Jika perang Proxy ini tidak diantisipasi, maka keutuhan NKRI bisa babak belur alias tinggal nama,” katanya dalam acara bertema cinta tanah air dan bela negara.
Terkait proxy war, jenderal berbintang dua ini menegaskan bahwa saat ini perang dilakukan melalui beragam aspek dan menggunakan non-state actor.
Proxy war sudah terjadi di Indonesia, itu terlihat melalui adanya gerakan separatis, demonstrasi massa dan bentrok antar kelompok.
“Pemeran Proxy War dapat menjelma menjadi siapa saja dan lembaga apa saja. Misalnya, melalui LSM, media, jaringan narkoba, ormas dan OKP sehingga harus dicermati,” jelas Mayor Jenderal TNI Sunindyo.
Selain mahasiswa bidikmisi, kuliah umum yang juga diisi oleh Rektor Unnes Prof Dr Fatur Rokhman MHum ini dihadiri pejabat Kodam IV/Diponegoro dan pejabat Unnes.
Dalam pidato pembukaannya, Prof Fathur mengatakan bahwa semangat konservasi yang dikembangankan Unnes tak pernah padam.
Tak heran lagi, bahwa dari waktu ke waktu, kualitas lingkungan di Kawasan Kampus Unnes semakin kondusif dan ramah lingkungan. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan peningkatan adalah naiknya Unnes menduduki peringkat ke 48 dalam jajaran kampus terhijau di dunia versi greenmetric World University Rangking.
“Sedangkan di tingkat Indonesia, Unnes menduduki peringkat ke 4,” kata profesor linguistik itu,”.
Rektor juga menandaskan, setiap mahasiswa baru (Unnes) wajib menanam pohon setidak-tidaknya satu pohon. Kewajiban ini diberikan kepada mahasiswa untukmenguatkan visi Unnes sebagai Universitas Konservasi.
Unnes serius mengawal program ini. Bahkan, sejak beberapa tahun lalu universitas telah membangun sistem informasi untuk monitoring penanaman mahasiswa.
“Sistem ini memungkinkan proses penanaman pohon dimonitoring hingga mahasiswa lulus,” pungkasnya.
Betul kata bapak Pangdam. Kita mesti waspada dengan gerakan proxy war tsb. Tetap semangat & optimis mahasiswa baru Unnes. Wujudkan masa depan yang gemilang dengan menorehkan prestasi yang gemilang. Smoga.