Dalam semangat inovasi dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan bangga mengukuhkan 10 profesor baru, Rabu (5/7). Mereka adalah para intelektual yang telah memberikan sumbangsih luar biasa dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di UNNES dan Indonesia pada umumnya.
Keberadaan 10 profesor baru memiliki peran signifikan. Mereka merupakan para cendekiawan yang siap berkontribusi dalam menghasilkan penelitian berkualitas tinggi yang memberikan pemahaman baru tentang berbagai permasalahan masyarakat. Melalui pengetahuan dan keahlian mereka, profesor UNNES menjadi penggerak utama dalam mengembangkan IPTEK dan menjadikannya relevan dengan kebutuhan zaman.
Kontribusi profesor UNNES dalam mengembangkan IPTEK juga terlihat melalui perannya sebagai pengajar. Mereka bertanggung jawab untuk mentransfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan kepada generasi muda. Di kampus, para profesor ini menginspirasi dan membimbing mahasiswa dalam menjalankan penelitian serta mendorong pemikiran kritis dan inovatif. Para profesor membantu membangun pondasi yang kuat untuk perkembangan IPTEK di masa mendatang.
Peran profesor UNNES dalam mengembangkan IPTEK juga melibatkan mereka dalam kolaborasi dan jejaring ilmiah. Para profesor menjalin kerjasama dengan rekan sejawat baik di dalam maupun di luar negeri untuk melakukan penelitian bersama, berbagi pengetahuan, dan memperluas cakupan penelitian. Kolaborasi ini tidak hanya melintasi batas geografis, tetapi juga melibatkan kerjasama antar disiplin ilmu yang berbeda.
Dengan menghubungkan pemikiran dan keahlian dari berbagai bidang, para profesor dapat menciptakan terobosan baru dan mendorong kemajuan IPTEK secara holistik. Mereka telah menunjukkan dedikasi dan keunggulan dalam berbagai bidang keilmuan. Dengan bertambahnya sepuluh profesor baru, saat ini UNNES telah memiliki 106 profesor di berbagai bidang dan cabang ilmu.
Kesepuluh Guru Besar yang dikukuhkan yakni (1) Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd., (2) Prof. Dr. Hartono, M.Pd., (3) Prof. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd., (4) Prof. Dr. Puji Hardati, M.Si., (5) Prof. Dr. Arief Yulianto, S.E., M.M., (6) Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S., (7) Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd., (8) Prof. Dr. Masturi, S.Pd., M.Si., (9) Prof. Dr. dr. Nugrahaningsih, W.H., M.Kes., dan (10) Prof. Dr. Amin Pujiati, S.E., M.Si.
Rektor UNNES Prof. Dr. S. Martono, M.Si. mengaku bangga dengan pengukuhan 10 profesor baru tersebut. Menurutnya, meningkatnya jumlah profesor merupakan tanda meningkatnya kualitas SDM yang dimiliki UNNES. Lebih besar lagi, bertambahnya profesor juga menunjukkan peningkatakan kapasitas UNNES dalam melaksanakan tri darma perguruan tinggi.
Agar peran profesor dalam pengembangan IPTEK semakin optimal, ia berharap profesor melakukan tiga hal. Pertama, terus mengaktualisasikan keahlian dan kepakarannya. Kedua, membangun jejaring nasional dan internasional, baik dengan masyarakat akademik maupun industri. Ketiga, terus berkontribusi memajukan program studi.
Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd.,
Profesor bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Otomotif
Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd. merupakan Guru Besar Fakultas Teknik dalam bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Otomotif. Ia memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul “Manajemen Uji Kompetensi Otomotif di SMK”. Laki-laki kelahiran Kudus, 3 September 1960 itu menekankan pentingnya uji kompetensi bagi lulusan SMK. “Slogan yang selama ini sering dikemukakan oleh para pejabat, seperti SMK PASTI BISA dan LULUSAN SMK SIAP KERJA, perlu ditindaklanjuti dengan tindakan riil untuk mewujudkan slogan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membenahi pelaksanaan uji kompetensi yang merupakan ukuran kompetensi siswa dihadapan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Jika DUDI sudah meyakini bahwa pelaksanaan uji kompetensi di SMK sesuai dengan yang diinginkan, maka akan mudah bagi mereka untuk merekrut lulusan SMK yang bersertifikat kompetensi,” ujar mantan Ketua Umum Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Jateng itu.
Prof. Dr. Hartono, M.Pd.
Profesor bidang Ilmu Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini
Prof. Dr. Hartono, M.Pd. merupakan profesor bidang Ilmu Pendjdikan Tari Anak Usia Dini. Ia akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Seni Tari Sebagai Media Pembelajaran: Stimulasi Cerdas Majemuk Anak Usia Dini Menuju Generasi Emas”. Sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini pada Fakultas Bahasa dan Seni, Prof. Hartono menilai kegiatan pembelajaran seni anak usia dini mampu menstimulasi semua sumber daya yang terpendam yang ada pada setiap diri anak agar berdaya guna baik secara pribadi maupun bangsa. Ia meyakini pendidikan seni tari memiliki nilai strategis untuk menjadikan kekuatan bangsa Indonesia dalam mempersiapkan generasi emas.
Prof. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd.
Profesor bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Kejuruan
Sebagai ahli penelitian dan evaluasi pendidikan, Prof. Muhammd Khumaedi MPd memiliki perhatian besar pada dunia pendidikan kejuruan. Ia menjelaskan idenya terkait “Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Teknik Mesin”. Menurut Dosen Fakultas Teknik itu, untuk menjawab permasalahan pelaksanaan pembelajaran di SMK Program Keahlian Teknik Mesin, maka perlu dilakukannya evaluasi secara menyeluruh. “Evaluasi merupakan proses untuk mengukur dan mengambil keputusan terhadap yang diukur. Evaluasi ini sangat diperlukan pada setiap program kegiatan, termasuk dalam hal ini pada pelaksanaan pembelajaran di SMK Program Keahlian Teknik Mesin,” ungkap Guru Besar bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Kejuruan itu. Prof. Khumaedi juga terkenal aktif mempublikasikan karya dan temuannya. Sebanyak 40 artikel di jurnal nasional dan internasional telah Ia terbitkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Prof. Dr. Puji Hardati, M.Si.
Profesor Bidang Ilmu Geografi Manusia Pemberdayaan Masyarakat
Prof. Dr. Puji Hardati, M.Si. yang memaparkan gagasannya seputar “Interaksi Keruangan sebagai Komponen Strategi Penghidupan Berkelanjutan”. Ia menyampaikan pemikirannya tentang interaksi keruangan dalam geografi, mobilitas penduduk sebagai manifestasi interaksi keruangan, dan mobilitas penduduk versus strategi penghidupan berkelanjutan. Sebagai Guru Besar bidang Ilmu Geografi Manusia Pemberdayaan Masyarakat, wanita kelahiran 4 Oktober 1958 itu meyakini bahwa interaksi keruangan di dunia nyata dapat berbentuk mobilitas sebagai salah satu pilihan dari pilihan strategi penghidupan berkelanjutan atau sustainable livelihood yang tersedia bagi manusia. “Dalam konteks negara besar seperti Indonesia yang memiliki tingkat keragaman tinggi, interaksi keruangan antar daerah sebagai strategi penghidupan berkelanjutan merupakan sebuah kepastian,” tegas dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu.
Prof. Dr. Arief Yulianto, S.E., M.M.
Profesor bidang Ilmu Administrasi Bisnis
Prof. Dr. Arief Yulianto, S.E., M.M. akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Capital Structure Puzzle: Potongan Yang Terlewatkan”. Risetnya berupaya untuk membuktikan bahwa informasi asimetris adalah faktor utama dalam pilihan struktur modal menggantikan pajak, financial default dan bankruptcy cost, dan agency problem yangakan menghasilkan perdebatan cukup besar. “Tetapi setidaknya paper ini dapat memberikan kontribusi peningkatan pemahaman keputusan financing berbasis informasi asimetri. Mungkin suatu saat nanti akan terangkai potongan-potongan tersebut dalam puzzle yang utuh untuk menjelaskan capital structure,” ujar dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis itu. Dalam penelitiannya, Guru Besar bidang Ilmu Administrasi Bisnis tersebut menambahkan dua potongan yang mungkin terlewatkan, dan dapat mempermudah penyusunan puzzle tentang struktur modal dan asimetri informasi, yakni perusahaan beroperasi di lingkungan yang dinamis dan manajer dapat memperoleh tambahan informasi setelah rilis informasi penerbitan ekuitas.
Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S.
Profesor bidang Ilmu Kesehatan Olahraga
Profesor dalam bidang Ilmu Kesehatan Olahraga, Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S. menggarisbawahi pentingnya bergerak sebagai obat dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurang gerak atau hypokinesia. Ia membawakan gagasannya yang berjudul “Membangun Gaya Hidup Sehat Aktif Sepanjang Hayat dengan Berolahraga”. Wanita yang saat ini menjabat sebagai Ketua Harian Federasi Hockey Indonesia (FHI) itu berpesan, bahwa bergerak adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah atau penyakit akibat kurang gerak. Jika tidak dapat bergerak, gerak dapat dibantu oleh orang lain atau menggunakan alat/mesin penggerak. “Penyakit yang disebabkan oleh kurang gerak hanya dapat diatasi atau disembuhkan dengan bergerak. Untuk sembuh dan tetap sehat maka harus bergerak, dan bergerak tidak dapat diwakilkan atau digantikan oleh orang lain,” ungkap mantan Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan itu.
Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.
Profesor bidang Ilmu Pendidikan Sejarah
Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. menyampaikan orasi ilmiahberjudul “Masa Lalu yang Terlewati: Bila Guru Sejarah Berbicara Patriotisme Lokal”. Penulis buku “Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia” itu menekankan pentingnya memperluas pemahaman makna kata “patriot”. “Jika kita berbicara mengenai patriot, maka yang terlintas di kepala kita adalah figur-figur besar seperti Sukarno, Hatta, Sjahrir, Sudirman, dan figur-figur yang namanya terpajang di dalam buku teks sejarah Indonesia. Padahal, patriot bukanlah sebuah predikat yang bersifat formalistis, melainkan suatu sikap yang dapat dimiliki oleh setiap orang. Sikap patriot dapat tumbuh dalam diri siapapun. Sikap ini tidak hanya relevan dengan perjuangan perang atau angkat senjata, melainkan juga relevan dengan sikap mempertahankan identitas, kesetiakawanan sosial, pro perdamaian, bahkan sikap saling menghormati antar individu,” jelas Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.
Prof. Dr. Masturi, M.Si.
Profesor bidang Ilmu Material Komposit
Prof. Dr. Masturi, S.Pd., M.Si. menyampaikan inovasinya bertajuk “Rekayasa Komposit Biowaste untuk Mewujudkan Sustainable Development Goals”. Menurut Guru Besar bidang Ilmu Material Komposit pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu, salah satu isu penting yang masih terkait dengan SDGs adalah pengelolaan sampah. Sampah sebagai sisa proses kehidupan di muka Bumi tentu akan terus dihasilkan. Oleh karena itu, salah satu cara terbaik dalam pengelolaan sampah (reuse dan recycle) adalah melalui fabrikasi sampah menjadi material komposit untuk diolah menjadi material pengganti, atau setidaknya pelengkap pada industri mebeler. Prof. Masturi merupakan akademisi yang aktif dalam melakukan penelitian di bidang fisika nanomaterial. Tercatat dalam lima tahun terakhir, Ia telah mendaftarkan 8 karyanya sebagai hak kekayaan intelektual.
Prof. Dr. Nugrahaningsih WH, M.Kes.
Profesor bidang Ilmu Fisiologi
Prof. Dr. dr. Nugrahaningsih, W.H., M.Kes. adalah ahli dalam bidang fisiologi. Dalam pengukuhan ia akan menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Hipotensi: dari Gen sampai Terapi”. Guru Besar bidang Ilmu Fisiologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu mengungkap hipotensi sebagai suatu kondisi yang dapat menurunkan produktivitas dan masih menyisakan banyak ruang untuk dieksplorasi. Saat ini, riset Prof. Nugrahaningsih berfokus pada upaya penanganan hipotensi yang bertujuan untuk memahami dan mengatasi kondisi hipotensi beserta langkah antisipasinya. Menurutnya, salah satu peluang riset hipotensi yang perlu digalakan saat ini adalah pemanfaatan herbal Indonesia untuk digali dan dikembangkan menjadi obat atau suplemen dalam mengatasi masalah hipotensi. Prof. Ning, sapaan akrabnya, tercatat aktif sebagai Ketua Wilayah Jawa Tengah Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi dan Anggota Ikatan Ahli Fisiologi Indonesia serta reviewer pada Journal of Evidence-Based Integrative Medicine WOS.
Prof. Dr. Amin Pujiati, S.E., M.Si.
Profesor bidang Ilmu Ekonomi Lingkungan
Prof. Dr. Amin Pujiati, S.E., M.Si. merupakan pakar bidang Ekonomi Lingkungan. Dalam pengukuhan, ia akan menyampaikan orasi berjudul “Model Neraca Daya Saing Daerah Berbasis Indeks Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Akselerasi Pencapaian SDGs”. Sebagai Guru Besar bidang Ilmu Ekonomi Lingkungan, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis itu menekankan pentingnya penyusunan neraca daya saing berdasarkan indeks pembangunan kota berkelanjutan. “Asesmen ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri khas dan keunikan kebijakan yang diberlakukan setiap wilayah. Selain itu, harus juga mempertimbangkan kondisi geografis dan iklim di daerah tersebut. Salah satu solusinya adalah melalui pengembangan metode regional landscape planning yang lebih baik dengan mengintegrasikan berbagai macam disiplin dan perbedaan budaya antara masyarakat, dunia usaha, kebijakan dan ilmu pengetahuan serta pengaruhnya terhadap lingkungan,” ungkap Srikandi asal Kota Kretek itu.