Sumber pencemaran udara itu salah satunya disebabkan oleh transportasi yang menghasilkan gas CO (karbon monoksida). Jika pencemaran itu mencapai di atas batas kewajaran maka kualitas udara menjadi rusak dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Menurut Institute of Physics (IoP) Publishing Jurnal Environmental Research Letters melaporkan setiap tahun ada 470 ribu orang meninggal akibat emisi gas buang. Tahun 2005, emisi karbon yang disumbang sektor transportasi mencapai 68 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2E).
Drs Wirawan Sumbodo MT dosen peneliti Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyampaikan itu, saat menjadi nara sumber seminar nasional Konservasi Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan, Kamis (19/12) di auditorium kampus Sekaran.
Seminar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Profesi Teknik Mesin Fakultas Teknik Unnes itu dibuka oleh Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman Mhum, diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi diantaranya Undip, Unsri, dan Universitas Wahid Hasim.
Wirawan Sumbodo MT juga mengemukakan, gas karbon monoksida merupakan jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah larut dalam air, namun beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia.
Untuk itu, kata Wirawan Sumbodo MT, perlu dilaksanakan sistem transportasi masal atau penerapan manajemen transportasi berkelanjutan dan terpadu.
“Sistem transportasi ini memudahkan masyarakat untuk bepergian secara nyaman, efektif, dan efisien. Sehingga dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi untuk menekan gas karbon monoksida,” kata Wirawan Sumbodo MT.
Wirawan Sumbodo MT menyarankan penerapan manajemen transportasi berkelanjutan dan terpadu ini perlu segera diwujudkan secara nasional. Sebagai contoh, di luar negeri transportasi sudah memakai kendaraan bertenaga listrik dan pembangkit listrik memakai energi angin.
Senada dengan Wirawan Sumbodo, Direktur utama PT Pertamina Retail Ir H Toharso menyampaiakan pihak pertamina dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan mengembangkan berbagai macam sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi domestik di masa mendatang yakni Geothermal, Shale Gas, Air, Algae dan Angin.
Selain itu juga memproduksi bahan bakar ramah lingkungan seperti Bio Diesel, Pertamax (ron 92), Pertamax Plus (ron 95), dan Pertamax Dex.
luar biasa… salam konservasi pak Wir!!
sukses selalu untuk konservasi energinya 🙂
This is an excellent seminar. The renewable energy is an answer to the challenge of energy crisis. Indonesia has an abundant source of energy. It is high time for scientists, government, and the industry to work together to create a breakthrough in the energy conservation. Mass transportation should also be a top priority for energy conservation. Congratulations to Mr. Wirawan Sumbodo who has been very active in campaigning for renewable energy lately. Congratulations to Unnes and the Engineering Faculty!
Harapannya jangan cuma diseminarkan saja. Tapi pemerintah mendukung dan merealisasikan Konservasi Energi termasuk juga membuat transportasi massal yang digemari.
info yang bermanfaat, kunjungi kami juga untuk provider outbound di malang thanks 🙂 http://www.1stoutbound.com
sukses yaa buat Konservasi Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan
salam,
Pramoedya (malang)
Indonesia Go Green!!!!
program yang bagus dan perlu ditingkatkan
Sukses buat konservasi energinya, semangat terus semoga terus maju karena mengambang program yang sangat bagus.
Semoga dengan adanya seminar konversi energi ini bisa makin membuka wacana dan penemuan energi terbarukan di masa mendatang
Ide yang baik dalam menerapkan transportasi masal, tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah setiap orang mau menggunakan transportasi umum yang bersifat masal itu,
ini berita bagus… kami mendukung
keren, lanjutkan….untuk Indonesia lebih baik
makasih buat infonya
benar benar sngat menarik
salam