Lakon monolog “Kidung Sri Bedhaya” yang dibawakan Komunitas Gendjer Surakarta, berhasil menjuarai Festival Monolog Berbahasa Jawa, Sabtu-Minggu (23-24/3), di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (FBS Unnes).
Selain itu, Didik Panji, penggarap lakon pada kelompok yang sama dinobatkan sebagai sutradara terbaik.
“Kidung Sri Bedhaya” berkisah tentang prahara batin seorang penari bedaya yang menjadi abdi dalem keraton. Selain menari, Sri Bedhaya yang juga mahir melantunkan tembang Jawa diam-diam dicintai oleh sang raja. Hingga akhirnya Sri mempunyai buah hati hasil hubungan yang ternyata tidak pernah dikehendaki oleh raja. Sri pun tak pernah mampu menolak semua perintah “Ingkang Sinuwun”.
Festival diikuti 21 peserta yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Selama pementasan, tiap kelompok membawakan lakon dengan durasi waktu maksimal 45 menit.
Adapun juara II diraih oleh Komunitas Bebrayan Tegal dengan lakon “Honorer”, Juara III didapat Teater Gadjah Mada Yogyakarta dengan lakon “Bocah Kandhang, Wedhus, lan Gedhang”.
Pemeran terbaik didapat Saeful Mu’min dari Komunitas Bebrayan Tegal dengan lakon “Honorer”, iringan terbaik didapatkan Teater Gadjah Mada Yogyakarta dalam lakon “Slobok”, sedangkan penata iringan terbaik diraih Gendjer Surakarta.
Kreatif
Sosiawan Leak, seniman teater yang menjadi salah satu juri dalam perhelatan ini mengungkapkan, bahasa Jawa sangat memungkinkan untuk dikembangkan melalui moda ungkap kreatif semacam monolog ini. “Berbeda dengan pementasan monolog yang sering kita temui berbahasa Indonesia, keragaman dialek yang terdapat di dalamn monolog berbahasa Jawa adalah wujud kekayaan kultur,” ujarnya.
Untuk menilai, dia mengatakan, juri bahkan sampai berdebat untuk menyamakan konsep. “Kami harus ‘bertengkar’ dahulu untuk menyamakan konsep mengenai monolog berbahasa Jawa yang memang baru diselenggarakan untuk pertama kali ini,” tandasnya.
Selain Sosiawan Leak, juri lain adalah redaktur budaya harian Suara Merdeka Saroni Asikin dan Thomas Haryanto Sukiran dari Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT).
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Unnes Yusro Edy Nugroho mengungkapkan, kegiatan diselenggarakan sebagai rangkaian agenda seni dan budaya memeringati Dies Natalis ke-48 Unnes.
“Tidak menutup kemungkinan bila kegiatan ini didukung banyak komunitas, Unnes akan menggelarnya secara berkala,” katanya, ketika menutup kegiatan.